Budaya Jawa : Sangat Unik dan Menarik, Banyak Memikat Wisatawan

Budaya Jawa – Budaya Jawa dapat diartikan sebagai suatu budaya yang dimiliki oleh penduduk asli Pulau Jawa. Mulai dari Bahasa, agama, tradisi atau ritual, dan kesenian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata budaya mempunyai arti sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sukar untuk diubah. Beberapa daerah yang masih memegang teguh kebudayaan khas Jawa adalah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur.

Secara garis besar, budaya Jawa dapat dibagi menjadi tiga, diantaranya adalah Budaya Jawa Tengah, Banyumas, DIY, dan Jawa Timur. Masing-masing daerah tersebut memiliki perbedaan, namun dasar dari semuanya masih tetap sama, yaitu keseimbangan, keselarasan atau keserasian dalam kehidupan manusia.

Budaya Jawa sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan dan kesederhanaan dalam hidup. Sistem norma atau nilai dalam masyarakat Jawa juga dibentuk berdasarkan kebudayaan Jawa. Bahkan, Jawa juga memiliki Agama sendiri, yang disebut dengan Agama Kejawen.


Karakteristik Budaya Jawa

Karakteristik Budaya Jawa

Budaya merupakan sebuah nilai yang berasal dari gagasan-gagasan dari suatu proses keberlangsungan hidup. Maka dari itu, lahirnya sebuah budaya tidak akan jauh beda dengan kondisi lingkungan dimana gagasan tersebut dibuat. Budaya Jawa secara tidak langsung juga didasari oleh tindakan atau perilaku masyarakatnya.

Kebiasaan-kebiasaan dan norma adat ini bisa membentuk sebuah karakteristik dari sebuah kebudayaan. Budaya Jawa memiliki beberapa karakteristik yang kuat dan kental dengan kehidupan orang Jawa, mulai dari Bahasa, Aksara, dan Agama.

Dari segi Agama mari dibedakan terlebih dahulu, Jawa memiliki beberapa tahapan pengenalan Agamanya, mulai dari Pra Hindu-Budha, Masa Hindu-Budha, dan Masa Kerajaan Islam. Semua masa tersebut menciptakan sebuah budaya yang berbeda. Misalkan pada masa Hindu-Budha, banyak mulai tumbuh arca-arca dan candi-candi yang tersebar diseluruh Pulau Jawa.

Pada Masa Kerajaan Islam, kesenian mulai disalurkan untuk menyampaikan dakwah-dakwah ajaran Agama Islam. Salah satu media yang digunakan untuk menyalurkan dakwah tersebut adalah wayang kulit. Oleh karena itu wayang kulit begitu melekat dengan orang Jawa.

Karakteristik budaya Jawa yang selanjutnya adalah menggunakan Bahasa Jawa. Sehingga, beberapa budaya Jawa, menggunakan Bahasa Jawa. Dalam implementasinya, Bahasa Jawa memiliki tiga strata atau yang disebut dengan unggah-ungguh. Penggunaannya pun berbeda-beda, tergantung dengan siapa kita berbicara, unggah-ungguh tersebut diantaranya adalah Bahasa Jawa Ngoko, Bahasa Jawa Madya, dan Bahasa Jawa Krama.

Beberapa lagu dalam Bahasa Jawa kebanyakan menggunakan Bahasa Jawa Krama. Agar lebih sopan dan terkesan mewah. Sementara untuk Aksara, beberapa budaya Jawa menggunakan aksara Jawa, yang terdiri dari 20 karakter huruf. Aksara ini banyak digunakan dalam penulisan-penulisan pada arca atau candi dan juga tempat-tempat peninggalan kerajaan yang ada di Jawa.


Macam-Macam Budaya Jawa

Macam Macam Budaya Jawa

Setiap daerah memiliki karakteristik budaya yang berbeda, seperti yang disebutkan sebelumnya. Bahwa munculnya sebuah budaya merupakan gagasan atas nilai yang berlaku dalam sebuah lingkungan masyarakat. Berdasarkan nilai-nilai tersebut, budaya jawa melahirkan beberapa macam kesenian, tradisi, atau ritual, diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Reog Ponorogo

Reog merupakan salah kesenian khas Jawa yang sudah dikenal hingga ke mancanegara. Ponorogo dianggap sebagai daerah asli yang menciptakan seni reog. Budaya Jawa yang satu ini merupakan sebuah perwujudan dari nilai-nilai mistis yang dianut oleh masyarakat pada masanya.

Reog digambarkan dengan bentuk kepala singa dengan dilengkapi bulu-bulu merak diatasnya. Ukurannya pun juga cukup besar, kurang lebih sekitar 3 meter. Tidak semua orang bisa menggunakan reog, karena dibutuhkan kekuatan rahang dan tulang leher yang kuat agar bisa menyangganya.

Kesenian reog banyak ditampilkan di pagelaran seni, atau di acara-acara untuk menghibur para penonton yang hadir. Reog juga diringi dengan tabuhan gamelan yang juga merupakan kesenian khas Jawa. Hingga saat ini, kesenian reog masih tetap eksis dan terus dijaga kelestarian.

2. Wayang Kulit

Budaya Jawa yang satu sudah tidak asing lagi pasti di telinga orang Indonesia. Kata wayang diambil dari kata “ayang-ayang” yang dalam Bahasa Indonesia memiliki arti bayangan. Sesuai dengan definisi kata wayang tersebut, kesenian ini memang menampilkan bayangan dari wayang itu sendiri. Diiringi dengan tabuhan gamelan dan kisah-kisah historis yang sangat menarik.

Cerita-cerita yang dikisahkan dalam sebuah pertunjukan wayang merupakan cerita tentang kehidupan orang Jawa, mulai dari peperangan antar kerajaan atau kisah-kisah yang membahas arti sebuah hidup. Tokoh-tokoh pewayangan pun juga sama dari waktu ke waktu, yaitu Semar, Petruk, Gareng dan Bagong. Seseorang yang menjalankan atau memainkan kesenian ini disebut dengan dalang dan untuk pengiringnya disebut dengan Sinden.

Kesenian wayang sangat kental sekali dengan perjalanan kisah Wali Songo yang membawa misi untuk mengenalkan ajaran Islam di Indonesia, khususnya Jawa. Mereka (Wali Songo) menggunakan kesenian wayang kulit sebagai media untuk mentransformasikan ajaran Agama. Namun, tetap kesenian wayang yang asli tidak memiliki kepentingan apapun, hanya sebagai hiburan orang jawa.

Pagelaran wayang kulit dulu masih sering dipertontonkan pada saat ada acara pernikahan, namun di jaman modern seperti sekarang sudah sedikit yang menyisipkan wayang sebagai salah satu agenda acaranya. Kini, pertunjukan wayang kulit mungkin hanya ada di sebuah acara-acara kesenian. Orang Jawa memiliki keyakinan bahwa, wayang kulit memiliki kekuatan magis yang bisa membawa berkah bagi mereka.

3. Seni Tarian

Budaya Jawa memiliki banyak sekali seni tarian yang asli diciptakan oleh masyarakat Jawa. Salah satu ciri khas yang dimiliki oleh tarian Jawa adalah memiliki keluwesan, kalem dan santun. beberapa jenis tarian tersebut diantaranya adalah tari sintren, kuda lumping, bedhaya ketawang, dan masih banyak lagi.

Salah satu seni tari yang sangat terkenal adalah Bedhaya Ketawang, seni tari ini merupakan produk asli masyarakat Jawa Tengah. Menurut ceritanya, tari ini diciptakan oleh Nyi Roro Kidul. Seorang tokoh legenda penguasa laut selatan. Tarian ini diciptakan sebagai suatu suguhan atau tontonan untuk penguasa kraton Jogja.

Tari Bedhaya Ketawang diiringi dengan alunan gamelan dengan ritme yang pelan dan halus. Tari ini dilakukan oleh sembilan perempuan penari, dengan gerakan yang kalem, lembut dan penuh keluwesan. Pada jaman dahulu, tari ini banyak digelar pada acara-acara di Keraton Jogja. Selain untuk hiburan Sultan Keraton, pagelaran tersebut juga bisa dinikmati oleh masyarakat sana.

Budaya Jawa kini sudah mulai berkurang intensitas pegalerannya. Pada jaman dahulu, akan sangat mudah menemukan pagelaran seperti wayang kulit reog, tari jaranan dan masih banyak lagi. Kepercayaan orang Jawa pada masa lalu, terasa ada yang kurang jika mengadakan hajatan tanpa ada sebuah pagelaran seni.

Untuk tetap bisa menjaganya, budaya Jawa kini banyak digelar saat ada acara peringatan hari-hari besar. Seperti hari kemerdekaan, banyak sekali pentas seni yang melombakan kesenian-kesenian khas Jawa. Kebanyakan kesenian tersebut dibawakan oleh anak-anak. Hal tersebut cukup bagus, karena dengan mengenalkan kepada anak-anak, budaya Jawa bisa terus bertahan dari generasi ke generasi.

Budaya-budaya tradisional, seperti budaya Jawa harus terus dilestarikan. Hal tersebut tidak lain adalah agar generasi selanjutnya bisa tetap memiliki rasa memiliki dan tidak menjadi generasi ahistoris. Salah satu caranya adalah dengan memberikan sebuah ekstrakurikuler di sekolah-sekolah, mulai dari SD hingga SMA, bahkan di perguruan tinggi.

Scroll to Top