Contoh Wawancara Singkat – Wawancara adalah suatu kegiatan tanya jawab yang dilakukan antara 2 orang atau lebih dimana terdapat penanya dan terdapat responden atau narasumber yang akan memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan.
Wawancara biasanya dilakukan untuk memperoleh suatu informasi yang berhubungan dengan penelitian atau hal lain semacamnya.
Sebelum melakukan sebuah wawancara kamu harus menentukan tujuan yang ingin kamu capai dari kegiatan tersebut, selain itu kamu juga harus menyiapkan data pertanyaan yang akan kamu ajukan.
Dalam melakukan sebuah wawancara kita harus mampu membaca situasi dan pandai dalam berkomunikasi agar pertanyaan kita memperoleh jawaban yang sesuai dengan keinginan.
Sebagai contoh, simaklah teks wawancara singkat antara seorang penanya dan 3 orang narasumber yang membahas tentang keanekaragaman kebudayaan berikut!
Pewawancara :
1. Menurut kamu bagaimana keanekaragaman budaya yang ada di UNIMED?
Narasumber 1 :
Beragam ya, kan kita gak dari satu suku saja di dalam UNIMED ini.
Narasumber 2 :
Banyak, kalo budaya rata-rata di sini batak.
Narasumber 3 :
Kalau menurut saya keanekaragaman di UNIMED itu sudah bagus, kenapa? Karena kita bisa menilai belajar dari keanekaragaman tersebut.
Pewawancara :
2. Menurut kamu bagaimana dampak yang timbul dari keanekaragaman tersebut?
Narasumber 1 :
Kalo aku yang rasa, kita kaya berkelompok-kelompok gitu, iya perhatikan deh.
Narasumber 2 :
Adanya perbedaan misalnya pembagian-pembagian gitu berkelompok-kelompok berdasarkan rasnya.
Narasumber 3 :
Dampaknya bisa negatif dan positif, kalo dampak negatifnya bisa saja terjadi konflik horizontal terus positifnya banyak pembelajaran bagaimanakah keadaaan sosial di sini.
Pewawancara :
3. Menurut kamu apa yang dimaksud dengan pendidikan multikultural?
Narasumber 1 :
Gak tau
Narasumber 2 :
Tau, banyak budaya dalam pendidikan itu banyak budaya.
Narasumber 3 :
Bagaimana cara hidup dimasyarakat yang majemuk, sebenarnya pendidikan multikultural itu sudah diajari dari kecil contohnya dilingkungan kita yang terdekat seperti rumah atau bahkan di sekolah artinya kan bagaimana kita bersosialisasi.
Contohnya kita ketika kita bermain dengan teman-teman pastikan terdiri dari berbagai macam suku atau dari status sosial yang berbeda-beda di situkan kita saling menghargai.
Artinya dari kecil kita sudah ditanamkan nilai-nilai multukultural.
Pewawancara :
4. Menurut kamu pendidikan multikultural itu perlu atau tidak? Jika perlu mengapa?
Narasumber 1 :
Gak di UNIMED aja sih, di Indonesia ya. Ya sangat perlu, kita kan sudah beragam. Beragam suku, agama, dan kebudayaan jadi itu sangat perlu.
Narasumber 2 :
Perlu, karena jika diterapkan kita bisa mengenal banyak dari segala perbedaan.
Narasumber 3 :
–
Pewawancara :
5. Apa saja contoh dari pengaplikasian pendidikan multikultural dalam kehidupan sehari-hari kamu?
Narasumber 1 :
Kita kan sudah terterapkan, kaya kita dikampus berdikusi, kamu pulang ke kampung dan membawa oleh-oleh dari daerahmu, jadi saya tahu oh ini makanan daerah khas di sana.
Misalnya kita upload poto tentang acara adat di daerah kita, jadikan saya tahu, oh kaya gitu ya budaya kamu.
Narasumber 2 :
Jelasnya ada, ya pembedaan-pembedaan gitu, kalo orang jawa kan identik dengan.
Narasumber 3 :
–
Pewawancara :
6. Dalam menerima teman apakah kamu membuat kriteria tersendiri tentang sukunya?
Narasumber 1 :
Tidak.
Narasumber 2 :
Terima namanya Indonesia.
Narasumber 3 :
Kalo melihat suku tidak.
Pewawancara :
7. Apa kah kamu memiliki teman yang berbeda suku? Jika iya, suku-suku apa saja?
Narasumber 1 :
Ada banyak.
Narasumber 2 :
Iya, jawa, melayu sunda juga ada.
Narasumber 3 :
Banyak, ada suku banjar, suku melayu, suku aceh, suku sunda.
Pewawancara :
8. Dominan kamu berteman dengan yang beda suku atau yang sesuku dengan kamu?
Narasumber 1 :
Batak.
Narasumber 2 :
Berbeda.
Narasumber 3 :
Batak.
Pewawancara :
9. Bagaimana cara kamu menyikapi perbedaan budaya suku kamu dan teman kamu?
Narasumber 1 :
Ya saling menghargai toleransi.
Narasumber 2 :
Menghargainya menerimanya.
Narasumber 3 :
Kalo menurut saya jiwa pluralisme tinggi di situ berarti, artinyakan kenapa kita harus berteman sesama suku atau sesama kelas gitu kan lebih bagus jika kita berteman dengan lintas suku artinya labih banyak budaya yang kita kenal kita jadi tahu apa sih budaya di sini, seperti apa sih.
Pewawancara :
10. Ada tidak kesulitan dalam berinteraksi yang kamu rasakan bila dengan suku yang berbeda ?
Narasumber 1 :
Paling kadang kalo misalnya beda suku dia membawa bahasa daerahnya kadang itu si yang membuat gak ngerti, kadang gak seluruhnya bahasa Indonesia.
Narasumber 2 :
Ada misalnya orang nias payah orang itu berinteraksi cara bicaranya itu terbalik-terbalik. Kalo orang jawa biasa aja cuman mereka terlalu pelan ngomong.
Narasumber 3 :
Kesulitannya tidak ada sih, namun apabila ada beberapa orang yang ngomong menggunakan bahasa daerah di ruang lingkup umum itu tidak bagus, karena meraka tidak menghargai keberagaman.
Pewawancara :
11. Bagaimana pandangan kamu dengan teman-teman yang bersuku batak atau jawa?
Narasumber 1 :
Kalo suku jawa di unimed sudah kebatak-batakan sih maksudnya gak langsung jawa gak medok lagi. Kalo batak ya bataknya keras kali kalo batak ngomongnya keras.
Narasumber 2 :
Batak identik dengan kasar kata-katanya kasar kalo jawa bahasanya lembut dalam bercakap, kalo berteman, mereka baik dan menerima perbedaan juga.
Narasumber 3 :
Orang jawa bagus, ngomongnya lembut, kalo orang batak keras ngomongnya.
Pewawancara :
12. Apakah kamu pernah menonton pertunjukan khas budaya suku batak atau jawa?
Narasumber 1 :
Batak pernah, kalo batak tari tor-tor terus si gale-gale kalo jawa di tv lah, kalo jawa wayang dan aku gak ngerti.
Narasumber 2 :
Gak Pernah.
Narasumber 3 :
Pernah sekali, karena kita pertama kali melihat pasti kita tertarik kan?
Pewawancara :
13. Bagaimana pendapat kamu mengenai pertunjukan tersebut?
Narasumber 1 :
Sama-sama unik kok
Narasumber 2 :
–
Narasumber 3 :
Kuda lumping
Pewawancara :
14. Pernah tidak kamu dan teman yang bersuku jawa saling bercerita mengenai budaya masing-masing? Jika iya bagaimana pendapatmu mengenai tema tersebut?
Narasumber 1 :
Pernah, misalnya kaya makanan daerah, kebudayaan terus kaya sebutan-sebutan gitu misalnya kalo kami tulang, anduk kalo mereka pak le ku buk lek ku kadang lucu gitu kan.
Narasumber 2 :
Kalo orang jawa cerita mistis kaya mitos-mitos gitu jadi kurang-kurang percaya gitulah, tapi percaya memang begitulah ceritanya.
Narasumber 3 :
Ya paling dengan suku-suku jawa bagaimana dengan adat-adatnya.
Pewawancara :
15. Pernah tidak kamu mengalami konflik karna perbedaan kebudayaan dengan teman kamu yang bersuku batak atau jawa? Jika iya apa contoh konflik itu dan bagaimana menyelesaikannya.
Narasumber 1 :
Gak lah
Narasumber 2 :
Debat-debat gitulah itulah kaya ejek-ejekan orang batak kaya gini-gina orang jawa kaya gini-gini.
Narasumber 3 :
Belum pernah samah sekali, memang sih ejek-ejekan tetapi hanya sekedar hiburan.
Pewawancara :
16. Bagaimana menurut kamu cara agar hubungan kamu dengan teman-teman kamu yang bersuku batak atau jawa tetap akur seperti semboyan Negara kita bhineka tunggal ika?
Narasumber 1 :
Jangan rasislah, terus menghargai budaya orang lain, bertoleransi, kadangkan kaya mayoritas batak minoritas jawa, jangan di kucilkan jawanya.
Kan Kadang gini, kita kan tanpa kita sadari misalnya ngomong tentang kebiasaan di daerah kita masing-masing sama misalnya kebudayaan kita.
Lah si jawa merasa terasingkan seharusnya pembahasan itu jangan tentang kebiasaan kita yang umum gitu kalo lagi rame-rame.
Terus cobak mencintai budaya orang lain, misalnya aku orang batak aku cuman tauh orang batak saja jangan kaya gitu.
Narasumber 2 :
Menghargain perbedaan dan menerimanya.
Narasumber 3 :
Ya caranya cuman satu, menumbuhkan kesadaran itu aja ya… kesadaran bagaimana sih Indonesia ini?
Indonesia kan terdiri berbagai macam suku gak cuman satu suku artinya kita tidak bisa membatasi hak orang lain atau memaksa mereka untuk mengikuti hak kita.
Dari contoh wawancara singkat di atas, kita dapat melihat bahwa dalam kegiatan tanya jawab tidak akan selamanya menemukan jawaban yang sama dari suatu pertanyaan.
Selain itu, wawancara tidak harus menggunakan bahasa-bahasa baku yang penting penanya dan narasumber dapat mengerti dan memperoleh informasi yang dibutuhkan.
Jika kita amati maka kita akan menemukan sebuah pertanyaan yang sudah terjawab pada pertanyaan sebelumnya.
Jika responden sudah memberi jawaban yang akurat maka kita tidak perlu secara fokus mengikuti daftar pertanyaan yang telah kita buat, cukup melanjutkan pada pertanyaan berikutnya.
Dalam melakukan kegiatan wawancara, kita sebagai pewawancara diharapkan untuk sangat peka terhadap situasi kenyamanan responden kita agar kegiatan wawancara dapat berjalan dengan baik.