Perjanjian Tordesillas

Perjanjian Tordesillas – Perjanjian Tordesillas atau Tratado de Trodesillas merupakan perjanjian yang ditandatangani pada 1494. Isi perjanjian ini membagi “New Word” (Amerika) menjadi milik Portugal dan Crown of Castile (Spanyol).

Daerah di bagian timur akan dimiliki oleh Portugal sementara di bagian barat akan dikuasai oleh Castile. Perjanjian ini berjalan baik bagi Spanyol dan Portugal, namun ada penduduk yang sebelumnya sudah tinggal di sana.

Adanya perjanjian ini kemudian juga memunculkan perjanjian baru seperti Capitulation of Zaragoza atau Perjanjian Zaragoza. Meskipun saat itu masih terbatas dalam hal teknologi, namun perjanjian tersebut cukup penting dalam pembagian wilayah Amerika Latin.


Sejarah Perjanjian Tordesillas

Sejarah Perjanjian Tordesillas

Tratado de Trodesillas awalnya dibuat untuk menyelesaikan perselisihan yang dibuat menyusul kembalinya Christopher Columbus. Ia berlayar untuk Crown of Castile dan menemukan Amerika. Namun saat akan kembali ke Spanyol, ia berlabuh di Lisbon, Portugal. Di sana ia diminta bertemu dengan King John II untuk menunjukkan benua baru yang ditemukan.

Setelah mempelajari pelayaran Columbus yang disponsori oleh Castile, Raja Portugal kemudian mengirimkan surat ancaman pada Catholic Mornarchs. Menurut perjanjian Alcacovas, semua pulau di bagian selatan Kepulauan Canary termasuk daerah yang ditemukan Columbus seharusnya milik Portugal.

Setelah membaca surat tersebut, pihak Catholic Monarchs kemudian mengusulkan jalan diplomatik. Mereka juga mengeluarkan pengumuman dari Pope Alexander VI yang menyebutkan tentang pembagian wilayah. Raja Portugal kemudian tidak setuju dengan pembagian yang diumumkan oleh Paus. Ia merasa bahwa Portugal hanya mendapatkan bagian wilayah yang sangat sedikit.

Raja Portugal kemudian bernegosiasi dengan Catholic Monarchs, Raja Ferdinand dan Ratu Isabella. Ia meminta untuk menggeser garis ke barat dan mengizinkannya mengklaim benua baru di timur garis. Akhirnya disepakati bahwa Portugal mendapatkan wilayah yang sekarang merupakan bagian timur Brazil. Castile sendiri mendapatkan wilayah yang cukup besar di Amerika.

Pemisahan tersebut tidak dilakukan dengan ketat, Portugal kemudian melakukan ekspansi ke wilayah lain di Brazil. Spanyol sendiri tidak menentang adanya ekspansi tersebut. Namun pihak Catholic Monarchs kemudian mencoba menghentikan Portugal untuk berlayar ke Asia.

Pada periode 1580 dan 1640, perjanjian ini tidak berarti karena Raja Spanyol juga merupakan Raja Portugal. Selanjutnya pada 1750 diterbitkan Perjanjian Madrid yang berisi wilayah Amerika Selatan dikuasai Portugal. Namun perjanjian tersebut ditolak Catholic Monarchs.


Garis Meridian Tordesillas

Garis Meridian Tordesillas

Perjanjian Tordesillas hanya menentukan garis demarkasi dari Kepulauan Cape Verde. Ini tidak spesifik menyebut garis derajat. Beberapa tokoh pun kemudian memberikan pendapatnya tentang pemisahan wilayah menurut perjanjian ini.

1. Jaime Ferer

Pada tahun 1495, Raja Aragonese dan Ratu Castile meminta pendapat dari Jaime Ferer. Ia menyatakan bahwa garis demarkasi 18 derajat dari pusat pulau Kepulauan Cape Verde. Ferer menyatakan daerahnya mengandung 32 stadion atau 6.15264 km. Jadi garis Ferer 2.276.5 km sebelah barat Fogo.

2. Cantino Planisphere

Pada peta Cantino, garis demarkasi berada di antara Cape Saint Roque dan mulut Sungai Amazon. Sejarawan Harisse menyimpulkan bahwa garisnya berada di 42°30′ W. Harisse percaya bahwa muara besar berada di barat garis yaitu Rio Maranhao.

3. Martin Fernandez De Enciso

Enciso dari Spanyol menempatkan garis meridian pada 47°24′W atau 7.7 persen lebih kecil dari sekarang. Ia juga menjelaskan fitur pesisir yang penjelasannya cukup membingungkan.

4. Pilot Castilian

Pada tahun 1524, pilot Castilian yaitu Thomas Duran, Sebastian Cabot, dan Juan Vespuccius memberikan pendapatnya. Mereka menentukan garis berada di 22 derajat plus 9 mil dari barat pusat Santo Antao.

5. Globe Portugal

Di tahun 1524, Portugal memberikan hadiah bola dunia pada Badajoz Junta. Pada globe tersebut garis meridian ditandai 21°30′ sebelah barat Santo Antao.


Kepulauan Maluku Dan Perjanjian Zaragoza

Kepulauan Maluku Dan Perjanjian Zaragoza

Sebenarnya garis demarkasi tidak melingkar bumi, jadi Spanyol dan Portugal menyerang banyak pulau baru saat mereka pertama menemukan. Spanyol ke bagian barat sedangkan Portugal di bagian selatan. Namun penemuan Kepulauan Maluku oleh Portugal pada 1512 membuat Spanyol ingin menguasai juga.

Pada 1518, Spanyol menyebut jika Perjanjian Tordesillas membagi bumi menjadi dua belahan. Setelah itu mereka kemudian berkunjung ke Maluku pada 1521 mengklaim bahwa itu merupakan bagian barat belahan bumi. Kedua negara tersebut kemudian mencoba membuat perjanjian antimeridian namun gagal.

Setelah itu mereka sepakat dengan menandatangani Perjanjian Zaragoza. Perjanjian ini berisi Spanyol melepaskan klaim atas Maluku setelah pembayaran 350,000 ducats emas oleh Portugal. Kepulauan Maluku sendiri berada di barat Papua Nugini. Saat itu peta kepulauan ini hanya seperti rantai kecil pulau, berbeda dengan peta saat ini.

Perjanjian Zaragoza sendiri tidak memodifikasi atau mengklarifikasi tentang demarkasi dari perjanjian sebelumnya. Ini juga tidak memvalidasi klaim Spanyol tentang pembagian yang sama yaitu 180 derajat. Jadi belahan bumi yang dibagi saat itu tidak sama. Portugal disebut memiliki porsi 191° sementara Spanyol memiliki bagian 169°.

Portugal memiliki kendali atas semua pulau dan laut bagian barat dari garis Perjanjian Zaragosa. Selain Brazil dan Maluku, Portugal juga menguasai beberapa negara di Afrika dan India. Spanyol di sisi lain mengendalikan bagian barat Amerika yang saat itu merupakan Amerika Serikat dan Argentina. Mereka juga mengembangkan kekuasaan sampai Philipina dan Formosa.


Efek Pada Kekuatan Eropa Dan Negara Lainnya

Efek Pada Kekuatan Eropa Dan Negara Lainnya

Perjanjian Tordesillas ini merupakan sejarah yang penting dalam pembagian Amerika Latin. Begitu juga dengan perkembangan Spanyol di barat Pasifik sampai 1898. Kolonisasi kemudian dilakukan di Amerika Utara dan kemudian Asia serta Afrika. Negara Eropa lainnya dulu mengabaikan hal ini sampai kemudian kekuatan Spanyol dan Portugal menurun.

Negara Eropa lainnya kemudian mencoba untuk melakukan kolonisasi pada area yang terbuka. Malaka kemudian jatuh ke Belanda. Mereka menggunakan VOC untuk mengambil alih Indonesia dan bagian barat Australia yang kemudian diklaim sebagai New Holland. Bagian timur Australia tetap menjadi milik Spanyol sampai akhirnya diklaim oleh James Cook pada 1770.

Pada 1750 ditandatangani Perjanjian Madrid antara Raja Portugal dan Spanyol. Keduanya sepakat untuk mengembangkan perbatasan antara Brazil dan Spanyol Amerika. Perjanjian ini dianggap menggantikan Perjanjian Tordesillas yang telah lama. Spanyol diketahui menguasai Philipina sementara Portugal akan mendapatkan area lembah Sungai Amazon.

Di abad ke-20, Chile kemudian kembali mengungkit masalah Perjanjian Tordesillas. Ini untuk melindungi prinsip sektor Antartika yang diperluas melalui meridian ke Kutub Selatan. Perjanjian itu dulu menyebutkan bahwa semua pulau yang belum ditemukan sampai ke kutub dimiliki Spanyol atau Portugal.

Indonesia kemudian mengambil kekuasaan atas Papua Nugini dari Belanda pada tahun 1962. Ini didukung atas klaim yang menyatakan bahwa Kerajaan Majapahit juga mengikutkan wilayah barat Papua Nugini. Selain itu Argentina juga sempat mengklaim Falkland atau Kepulauan Malvinas. Semua ini juga disebut sebagai bagian dari Tratado de Trodesillas.

Adanya perjanjian antara Spanyol dan Portugal pada tahun 1494 tak bisa dipungkiri mampu mengubah wajah dunia. Masalah penjajahan ke wilayah yang jauh kemudian terus berkembang pada masa itu. Beruntungnya saat ini penjajahan hampir dihapuskan, meskipun masih ada beberapa negara yang berkonflik terkait kekuasaan wilayah.

Scroll to Top