Alat Musik DKI Jakarta – Jakarta, atau yang disebut dengan Sunda Kelapa ini terletak di Pesisir barat pulau Jawa, dan merupakan ibu kota dari Negara Indonesia.
Jakarta dikenal dengan populasi suku betawi yang cukup mendominasi tinggal dan ondel-ondel sebagai pementasan boneka tradisional Jakarta.
Berbicara tentang penampilan ondel-ondel tentu tidak lepas dari bunyi-bunyian yang dipadukan dari beberapa jenis alat musik tradisional yang digunakan bukan?
Tidak hanya pementasan ondel-ondel, bahkan dalam pengadaan upacara adat dan aneka kegiatan tradisional lainnya hingga acara pernikahan tentu menggunakan beberapa jenis alat musik untuk menghasilkan bunyi-bunyian yang khas.
Baca Juga: Tari Tradisional Suku Betawi yang Menyimpan Kisah Sejarah
Alat Musik DKI Jakarta dan Keterangannya
Lalu, apa saja alat musik khas Jakarta dan apa saja keunikan yang terdapat di dalamnya? Mari kita simak dalam uraian berikut!
[lwptoc min=”2″ skipHeadingLevel=”h2″]
1. Gambang Kromong
Alat musik khas Jakarta yang pertama akan kita bahas yaitu gambang kromong.
Gambang kromong merupakan alat musik yang berasal dari perpaduan dua benda alat musik yaitu gambang dan kromong.
Alat musik ini juga dianggap sebagai lambang keharmonisan suku betawi dengan masyarakat Tionghoa yang berada di Jakarta, karena dalam pementasannya selalu dipadukan dengan alat musik Tionghoa yaitu sukong, tehyan, dan kongahyan.
Gambang kromong biasanya digunakan sebagai pengantar musik untuk pementasan yang mengandung humor, dan syair-syair yang membawa suasana kegembiraan bagi penonton.
2. Gambus
Gambus merupakan alat musik khas Jakarta yang terbuat dari kayu, dilengkapi dengan kain sutra dan memiliki dawai-dawai yang terbuat dari benang sutra.
Pada mulanya Gambus digunakan untuk mengisi acara nikahan dan khitanan, namun pada saat ini gambus digunakan sebagai alat musik pengisi orkes-orkes yang membawakan syair-syair yang berisi pujian kepada Tuhan.
Dalam mengiringi orkes, gambus juga digunakan bersamaan dengan gitar, bass, hingga biola untuk melengkapi perpaduan bunyi yang dihasilkan.
3. Kecrek
Kecrek merupakan alat musik tradisional yang termasuk kedalam jenis alat musik perkusi.
Alat musik ini akan menghasilkan bunyi “crek” saat dipukul, serta digunakan di awal dan di akhir acara sebuah pementasan orkestan musik.
4. Kemong
Alat musik ini memiliki bentuk seperti sebuah gong kecil, serta biasanya digunakan bersamaan dengan gambang kromong.
Alat ini melambangkan keharmonisan suku betawi dengan masyarakat cina yang tinggal di Jakarta.
5. Keroncong Tugu
Keroncong tugu merupakan alat musik yang sering dimainkan oleh masyarakat tugu sehingga alat musik ini disebut dengan nama keroncong tugu.
Alat musik ini juga merupakan hasil perpaduan kebudayaan betawi dan orang-orang portugis yang tinggal di Jakarta pada masa itu.
6. Marawis
Alat musik ini tergolong kedalam alat musik pukul dan memiliki bentuk yang mirip seperti rebana, namun agak gempal.
Alat musik ini biasanya digunakan dalam sebuah pertunjukan yang membawakan syair-syair bertema religi, serta memiliki teknik pemukulan yang khusus untuk menghasilkan irama-iramanya.
7. Ningnong
Ningnong merupakan alat musik gesek hasil perpaduan kebudayaan betawi dan budaya Cina di Jakarta.
Ningnong biasanya digunakan untuk mengiringi orkes musik tradisional masyarakat betawi dan Cina.
8. Sukong
Sukong merupakan alat musik dengan bentuk mirip seperti rebab (gitar Arab), dan dimainkan dengan cara digesek.
Dalam penggunaannya sukong juga digunakan bersamaan dengan gambang keromong.
Pada masa lalu sukong juga digunakan sebagai media dakwah oleh para pedagang dari Arab.
9. Tanjidor
Alat musik ini memiliki nama yang berasal dari nama sebuah kelompok musik yang ada di asrama militer Jepang.
Kelompok tersebut berisi orang-orang betawi, dan memainkan tanjidor untuk menghibur diri saat bekerja di asrama tersebut.
Namun pada saat ini alat musik tanjidor sering digunakan untuk orkes-orkes khas betawi.
10. Tehyan
Berbeda dengan alat musik khas Jakarta lainnya, tehyan memiliki bentuk yang mirip dengan kerangka badan manusia.
Alat musik ini memiliki senar dawai yang akan digesek saat dimainkan.
Tehyan juga merupakan bentuk keharmonisan suku betawi dan masyarakat Cina yang ada di Jakarta, karena merupakan alat musik hasil perpaduan kebudayaan keduanya.
Dari alat musik khas DKI Jakarta diatas kita dapat melihat, bahwa kebudayaan yang terdapat di ibukota ini banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Negara luar seperti Cina dan Arab.
Hal tersebut karena memang sejak masa lampau Jakarta merupakan kota yang terbuka dengan imigran, selain itu masyarakat Jakarta juga memiliki rasa toleransi yang tinggi dengan imigran yang datang.
Sehingga kita dapat melihat perpaduan kebudayaan keduanya di dalam beberapa alat musik khas Jakarta.
Pada dasarnya toleransi merupakan bentuk sikap yang baik, tetapi jangan sampai membuat kita menyukai kebudayaan luar dan melupakan kebudayaan sendiri.
Jika bukan kita yang akan menjaga dan melestarikan kekayaan budaya yang kita miliki lambat laun kebudayaan tersebut akan hilang.