√ Rumah Adat Bali {Ciri Khas, Filosofi, Material Bangunan}

Rumah Adat Bali – Ketika berbicara tentang Bali, tentu tidak akan ada habisnya. Bali adalah salah satu nama daerah yang berada di Indonesia. Pulau Bali sangat populer di mata dunia akan keindahan wisata alamnya.

Jika ditanya, hampir tidak ada negara di dunia ini yang tidak mengenal Pulau Bali. Provinsi Bali merupakan kawasan yang masih sangat kental dengan kekayaan budaya dan kearifan lokalnya, Nah, salah satu wujud budaya dan adat istiadat Suku Bali adalah rumah Bali.

Siapa saja yang berkunjung ke Bali pasti akan termanjakan oleh keanekaragaman budaya yang dimiliki Bali sebagai destinasi wisata yang sudah terkenal hingga ke mancanegara.

Masyarakat di Bali juga sangat terkenal dengan bagaimana menjaganya dalam kelestarian budaya yang sudah diwariskan oleh para leluhur-leluhurnya.

Begitu juga dengan rumah adat yang disinggahi, meskipun sudah berapa banyak atau bahkan berapa sering warga asing keluar masuk ke pulau mereka, itu tidak bisa membuat goyah para masyarakat leluhur dalam menjaga warisan para leluhur.

Ciri Khas Rumah Adat Bali 

ciri rumah adat bali
by 99.co.id

Ciri khas rumah tradisional Bali memiliki bentuk, struktur bangunan, fungsi dan ornamen rumah adat yang diwariskanturun temurun. Kebudayaan adat yang seperti ini hingga saat ini masih bertahan.

Ketika kita berkunjung ke rumah Bali, maka hingga saat ini kalian akan menemukan jenis rumah tradisional yang masih eksis khas Pulau Dewata ini,.

Walaupun Pulau Bali sudah terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara, namun masyarakat Bali masih mempertahankan dan melestarikan budaya, salah satunya rumah adat.

Menurut kepercayaan masyarakat Bali, rumah tradisional Bali memiliki miniatur alam semesta yang menjadi tempat aktivitas manusia. 

Dalam pembangunan rumah tradisional Bali, ada aturan khusus yang perlu ditaati. Seperti letak bangunana, arah desain, konstruksi, dimensi pekarangan dan struktur bangunan yang harus dibuat sesuai ketentuan adat Bali yang berlaku.

Arsitektur Rumah Adat Bali

arsitektur rumah adat bali
by gg.co.id

Rumah adat Bali adalah hunian masyarakat Bali yang dibuat kompleks, karena setiap bangunan memiliki fungsi masing-masing dan digabung dalam satu atap. 

Menurut sejarah, aturan, bentuk atau arsitektur dari rumah tradisional Bali telah tercantum dalam kitab weda.

Konsep rumah gaya Bali tradisional mengikuti konsep alam semesta dalam penataan tata ruang rumah dan pekarangan rumahnya.

Rumah tradisional masyarakat Bali adalah simbol dari mikrokosmos semesta untuk tata letak dan hirarki ruang dalam rumah.

Rumah adat ini juga menjadi simbol tingkat sosial dan ekonomi jika dilihat dari bahan yang digunakan untuk membangun rumah.

Rumah tradisional masyarakat Bali, golongan bangsawan menggunakan tumpukan bata, sedangkat untuk masyarakat Suku Bali biasa menggunakan tanah liat.

Baca Juga : Rumah Adat Bangka Belitung 

Filosofi Rumah Tradisional Bali

filosofi rumah adat bali
by google.id

Fungsi rumah adat selain sebagai tempat tinggal dan ikon budaya, rumah tradisional Bali juga mengandung banyak nilai filosofi, seperti dalam pembangunan rumah.

Rumah Bali dibuat dengan berbagai proses yang panjang. Mulai dari proses pengukuran tanah, ritual persembahan kurban untuk memohon izin pada leluhur atau nenek moyang untuk mendirikan rumah, ritual peletakan bau pertama, pengerjaan dan ditutup dengan upacara adat Bali syukuran ketika pembangunan rumah selesai.

Proses diatas disebut “Nyiku Karang” artinya mengukur tanah, “Caru Pengerukan Karang” artinya kurban dan meminta izin leluhur, dan “Nasarin” artinya peletakan batu.

Nama Rumah Adat Bali

rumah tradisional bali
by hownesia

DI Bali, nama rumah adatnya dikenal dengan “Gapura Candi Bentar”. Gapura Candir Bentar adalah rumah adat yang didalamnya memiliki banyak bangun-bangunan pendukung sebagai satu kesatuan dari Gapura Candi Bentar.

Pada bagian depan rumah adat ini adalah gapura yang merupakan bangunan dua candi yang sejajar. Fungsinya untuk masuk ke area halaman rumah.

Di bagian depan rumah adat, biasanya disediakan Pura atau tempat ibadah umat Hindu. Pada Gapura Candi Bentar juga disediakan anak tangga dan pagar besi yang terhubung dengan gapura.

Sementara letak Pura, biasanya terpisah dari jenis bangunan lainnya. Hampir setiap rumah khas daerah Bali memiliki Gapura Candi Bentar di bagian depan rumah mereka.

Aturan pembagian rumah tradisional Bali disebut Asta Kosala Kosali. Secara filosofi dapat diartikan sebagai terbangunnya keselarasan dan kedinamisan dalam hidup yang disetujui dalam suatu hubungan yang harmonis.

Desain rumah Bali terdiri dari bebatuan yang disusun dan diukir atau dipahat untuk membentuk seorang religi berdasar senior. Ada patung-patung dan ornamen khas Bali sebagai simbol dari kepercayaan mayoritas masyarakat Bali.

Macam Macam Bangunan Pada Rumah Bali 

struktur rumah tradisional bali
by google

Bali merupakan salah satu nama provinsi di Indonesia yang dikenal dengan sebutan Pulau Dewata. Rumah tradisional masyarakat Bali memang tidak biasa jika dibandingkan dengan rumah adat daerah lain di Indonesia.

Di Bali ada dua suku yang paing penting adalah Suku Bali Aga di Kintamani dan Karangasem. Kemudian ada Suku Bali Majapahit yang setiap sukunya mempengaruhi bentuk bangunan adatnya.

Rumah tradisional khas Bali memiliki desain dan arsitektur yang unik dan cukup mewah, hal ini karena masih menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi adat warisan dari nenek moyang mereka.

Dalam membangun desain rumah Suku Bali tentu tidak sembarangan. Membuat rumah tradisional khas Bali Menggunakan arsitektur khusus yang disebut dengan Udagi .

Udagi adalah seniman yang khusus untuk membangun rumah tradisional Bali yang masih tradisional. 

Jika dilihat, desain rumah Bali terlihat seperti candi yang memiliki bagian-bagiannya yang khusus. Nah, pada pembahasan selanjutnya kita akan mengenal lebih dekat bagian-bagian rumah tradisional Bali yang sampai saat ini masih dijaga kelestariannya.

Angkul Angkul Rumah Bali 

Angkul-angkul adalah bagian paling depan dalam Rumah Tradisional Bali, pada umumnya mempunyai bentuk seperti candi di sebelah kiri dan kanan.

Sebetulnya bentuk bangunan rumah Bali ini hampir sama dengan gapura candi bentar yang berfungsi sebagai pintu masuk utama. Namun yang membedakan ialah angkul-angkul memiliki atap yang menghubungkan keduanya.

Bahan atap angkul angkul rumah Bali yaitu dari rumput kering. Namun pada zaman sekarang kebanyakan orang mengubahnya menjadi genteng.

Aling Aling Rumah Bali

Bagian selanjutnya dari rumah tradisional Bali adalah aling-aling. Aling-aling adalah bagian dari bangunan rumah khas Bali yang berupa tembok sebagai pembatas atau sekat yang terbuat dari batu dengan tinggi sekitar 150 cm.

Aling aling rumah Bali juga disebut penyengker yang berfungsi sebagai pembatas antara gerbang utama dengan halaman rumah yang sering disebut dengan tempat suci.

Orang Bali percaya bahwa aling-aling memiliki fungsi sebagai penangkis hal negatif dari luar dan memberi aura positif. 

Selain yang disebut diatas, fungsi aling aling yaitu memberikan privasi kepada penghuni rumah karena tamu yang masuk rumah khas Bali harus menyamping ke bagian kiri dan keluar menyamping ke kanan.

Bale Manten (Bale Daja)

Jenis bangunan dari rumah tradisional Bali ini dikhususkan untuk kepala keluarga atau anak perempuan (perawan). Selain kedua anggota keluarga ini tidak boleh menggunakan bangunan ini.

Bangunan bale manten tersebut terletak di sebelah utara dari bangunan utama. Bangunan ini memiliki bentuk persegi panjang serta memiliki bale-bale pada bagian kanan maupun bagian kiri bangunannya.

Bale manten atau yang dikenal juga sebagai bae manten atau bale daja , juga menjadi bentuk perhatian keluarga terhadap anak perempuan yang ada di dalam keluarga suku tersebut.

Bale Tiang Sanga atau Bale Dauh 

Rumah tradisional Bali ini terletak di zona bagian barat rumah (dauh natah umah). Bale dauh sering disebut juga dengan nama Bale Loji, serta Tiang Sanga (Bale Tiang).

Desain rumah Bali ini berbentuk bangunan persegi panjang yang menggunakan tiang dari kayu. Sebutannya berbeda-beda dari jumlah tiangnya.

Jika tiang rumah adat ini berjumlah 6 disebut sakenem, 8 disebut sakutus/astasari, dan bila tiangnya berjumlah 9 disebut sangasari. Bahan dasar bangunan ini adalah batu.

Bale Dauh memiliki fungsi sebagai tempat tidur bagi remaja laki-laki dan merupakan tempat penerimaan tamu. Sedangkan para anak perempuan akan ditempatkan di bale manten.

Untuk ukuran, bale tiang sanga atau bale dauh pun tidak jauh berbeda dengan bale manten . Bale tiang sanga atau bale dauh juga memiliki bentuk persegi panjang.

Bale Sakepat

Bagian rumah Bali selanjutnya adalah bale sakepat yang terletak dibagian selatan. Bangunan ini memiliki 4 tiang minimalis persegi empat dan atapnya berbentuk pelana.

Bale sakepat dapat dianalogikan sebagai gazebonya masyarakat Bali. 

Bale Sakepat memiliki fungsi sebaga tempat tidur anak dan juga tempat bersantai seluruh anggota keluarga yang tinggal di rumah adat.

Bale Dangin atau Bale Gede

Bale Dangin atau Bale Gede mempunyai tiang penyangga bangunan berjumlah 12 (saka roras) dan tiang kayu mempunyai sebutan lain seperti Bale Dauh tergantung banyaknya tiang.

Bentuknya persegi panjang atau persegi empat tergantung dari banyaknya tiang yang dipakai.

Terletak di bagian timur (dangin natah umah), Bale dangin berfungsi sebagai tempat untuk acara upacara adat dan juga digunakan sebagai tempat istirahat maupun tidur.

Bale dangin juga biasa digunakan untuk duduk membuat benda-benda seni ataupun merajut pakaian adat Bali.

Pawaregen atau Pawon

Bagian berikutnya dari rumah Bali adalah paon atau pawaregan. Bagi masyarakat Bali lokal, pawon digunakan sebagai tempat untuk mengolah makanan, memasak dan tempat menyimpan alat-alat masak untuk penghuni rumah atau keluarga yang disediakan disana.

Letak bangunannya terletak di sisi selatan atau barat daya dari bangunan utama.

Bagian rumah tradisional Bali dari pawaregen atau pawon ada dua, diantaranya: 

  • Area Jalikan

Merupakan ruang terbuka yang digunakan untuk memasak, yang mana disediakan di sini adalah panggangan kayu api.

  • Area Kedua

Area kedua yaitu Daput. Seperti disetujui oleh dapur pada umumnya, ruangan ini digunakan untuk menyimpan makanan serta alat-alat dapur.

Lumbung  (Klumpu atau Jineng)

Lumbung yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil panen seperti padi dan hasil panen lainya.

Gabah biasanya disimpan di dua tempat berbeda, yang membedakanya ialah dikolong untuk gabah yang masih basah dan diatas untuk gabah yang sudah kering.

Bagian bawah dibentuk menyerupai bale bertujuan untuk tempat bersantai dan bercengkrama bersama keluarga. Rumah adat yang memiliki Jineng biasanya keluarga yang memiliki hasil tani setiap tahun.

Bale Delod

Tidak semua orang mengenal bagian yang satu ini, padahal memiliki fungsi yang tidak kalah penting dengan bagian lain yang terdapat dalam rumah adat Bali.

Pada umumnya ruangan bale delod digunakan sebagai tempat untuk menerima tamu, atau dalam kata lain ruang tamu.

Beberapa fungsi lain dari ruangan ini ialah untuk kegiatan adat dan bale kematian. Apabila terdapat salah satu keluarga yang meninggal, maka akan disemayamkan diruangan ini sebelum proses upacara adat ngaben.

Baca Juga : Rumah Adat NTB

Material Bangunan Rumah Bali

rumah adat bali
by google.co.id

Untuk membangun rumah adat Gapura Candi Bentar, memang tidak dapat disamakan dengan membangun rumah lain. Hal ini karena pengaruh dari status sosial pemilik dan keadaan ekonomi pemilik rumah.

Untuk masyarakat biasa, bagian dinding rumah Gapura Candi Bentar umumnya dibangun dari bahan bangunan tanah liat. Sedangkan bagi golongan bangsawan digunakan tumpukan bata.

Untuk atap dari rumah adat Bali sendiri dibuat dai bahan genting tanah, ijuk, alang-alang atau sejenisnya. Tergantung kemampuan finansial dari pemilik rumah.

Nilai-Nilai di Dalam Rumah Adat Bali

rumah adat bali
by google

Selain memiliki fungsi sebagai tempat tinggal dan ikon budaya. Rumah adat bali ini nyatanya juga terkandung beragam unsur filosofis yang melukiskan kearifan lokal budaya dari Masyarakat Bali.

Contohnya dalam pembangunan rumahnya, rumah adat bali dibuat dengan serangkaian proses yang panjang. Mulai dari proses nyikut karang atau mengukur tanah, ritual nasarin atau meletakkan batu pertama, proses pembuatan,

Terakhir ditutup dengan upacara selametan dan tarian adat bali saat rumah adat ini selesai dibangun. Semua ritual itu, sebenarnya dilakukan dengan niat agar rumah yang telah didirikan bisa memberikan manfaat yang baik untuk pemilik rumah.

Ada juga beberapa aturan yang ada di dalam tata letak atau dekorasi dan pengaturan bagian dalam rumah adat Bali ini.

Biasanya, sudut timur dan utara rumah dijadikan tempat yang disucikan dan disakralkan. Sementara sudut selatan dan barat mempunyai tingkat kesucian yang  kurang tinggi.

Hal ini selalu membuat orang menemukan tempat beribadah pada sudut utara atau timur, dan untuk kamar mandi, buang air dan penjemuran a

da di bagian barat dan selatan.

Penutupan 

Demikianlah informasi seputar ciri khusus, struktur, material bangunan, nilai, filosofi dan bagian-bagian dari rumah tradisional Bali.

Semoga dengan adanya tulisan ini dapat menmabah wawasan dan semoga bermanfaat. Jangan lupa kunjungi juga rumah adat Manado.

Terimakasih sudah berkunjung ke website kami 🙂

 

Scroll to Top