Dalam bahasa Jawa, jenis jenis kalimat cukup beragam. Sama halnya dalam jenis kalimat di Bahasa Indonesia yang juga beragam.
Kalimat tersebut di bedakan berdasarkan fungsinya dan ada juga yang di kelompokkan berdasarkan isinya.
Nah, salah satu jenis kalimat dalam bahasa Jawa adalah ukara sananta. Berikut pembahasannya!
Pengertian Ukara Sananta
Pernahkah kamu memiliki suatu keinginan yang belum terjadi namun sudah di ucapkan dalam bentuk kalimat? Nah, keinginan yang kamu utarakan adalah contoh ukara sananta.
Mungkin kamu pernah menggunakan kalimat ini, atau bahkan sering menggunakan ukara sananta secara tidak sadar.
[su_note note_color=”#f6e774″ radius=”1″]Ukara sananta yaiku ukara sing isine nunjukake kepengenan utawa kekarepan sing isih di niatke utawa sing arep di lakoni. [/su_note]
Ukara sananta adalah kalimat yang menunjukkan keinginan atau cita-cita yang masih di niatkan atau yang akan di lakukan.
Pada intinya ukara sananta adalah kalimat yang isinya keinginan namun belum di lakukan dan berniat di lakukan.
Baca Juga : Contoh Ukara Lamba dan Ukara Camboran
Contoh Ukara Sananta
Dengan beberapa contoh ukara sanantha ini, mungkin kamu akan terbantu menjawab soal “Gawea tuladha ukara sananta 5 wae” 🙂
Berikut tuladhanya:
- Sesuk sore aku arep menyang bioskop dellok film. (Besok sore aku mau ke bioskop menonton film)
- Bulan ngarep Tono arep budhal maneh menyang gunung Lawu (Bulan depan, saya akan pergi ke Gunung Lawu lagi)
- Tak dolan menyang daleme simbah,menawa disangoni. (Aku mau ke rumah simbah, mungkin di kasih uang saku).
- Rambutane kok abang abang, di unduh gawa nek pasar ae ya ben dadi duit. (Rambutannya kok merah-merah, di panen terus di bawa ke pasar saja supaya jadi uang).
- Aku kudu sinau mempeng pendak bengi yen pingin lulus ujian (Aku harus belajar dengan rajin sampai malam jika ingin lulus ujian).
- Kudune aku mbesuk yen ditakoni meneng wae timbang tukar padu. (Seharusnya aku besok jika di tanya diam saja daripada bertengkar).
- Tinimbang ndomblong, tak gawe cemilan, ah! (Daripada diam, aku mau membuat camilan, ah!).
- Bulan ngarep Tono melu ning Suroboyo. (Bulan depan aku ikut ke Surabaya).
- Dhuwit iki arep tak celengi kanggo riyayan wae. (Uang ini mau aku tabung untuk hari raya saja)
- Aku mengko arep diajak Pak Iwan menyang warunge penyetan (Aku nanti akan di ajak Pak Iwan ke warung penyetan).
- Sesuk awan Dina arep tumbas buku Basa Jawa (Besok siang Dina akan beli buku Bahasa Jawa).
- Aku arep korah korah, kowe aja ngajak gosip wae. (Aku mau cuci piring, kamu jangan bergosip saja).
- Peh lemari kaya rusuh ngene, sesuk tak resiki wae. (Lemari sepertinya kotor, besok mau aku bersihkan).
- Mbesuk aku ora arep liwat dalan iku maneh. (Besok aku tidak mau lewat jalan itu lagi).
- Aku tak sregep latihan, lomba basket minggu iki. (Aku akan rajin berlatih, lomba basket minggu ini).
- Mengko bengi aku malem mingguan karo Dina. (Nanti malam aku malam mingguan dengan Dina).
- Gegayuhanku ora muluk, pokok pengin sugih duit ra ndue utang. (Ambisiku tidak muluk-mulluk, aku hanya ingin kaya tanpa hutang).
- Karepku ya budhal nang mesjid, tapi kok udan ae ya. (Mauku ya berangkat ke masjid, tapi kok hujan terus).
- Aku arep menyang Aceh mbesuk Juli. (Aku akan ke Aceh besok Juli).
- Kepinginanku mben bisa ngajar sekolah ing pedalaman. (Keinginanku nanti bisa mengajar sekolah di pedalaman).
- Doni bakal adus yen mengko kringeten wae. (Doni akan mandi kalau berkeringat).
- Sesuk tangi isuk ae lah tinimbang telat sekolah maneh. (Besok bangun pagi ah daripada telat sekolah lagi)
- Tinimbang ngakon wong, arep tak urus dewe lah SIM ku. (Daripada menyuruh orang, akan aku urus sendiri SIM ku).
- Aja ngangkoni ae ta mas, aku arep ndeleng sinetron iki. (Jangan menyuruh terus mas, aku mau nonton sinetron).
- Mengko kayane udan, pitike tak lebokne kandang wae. (Nanti kayanya huja, ayamnya tak masukkan kandang saja).
Nah itulah penjelasan dan contoh ukaranya. Semoga bermanfaat.