16 Tari Tradisional Suku Betawi yang Menyimpan Kisah Sejarah

Tarian Adat Betawi – Suku betawi merupakan suku mayoritas yang mendiami ibu kota Indonesia yaitu DKI Jakarta.

Tinggal di daerah ibu kota Negara tentu menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat suku betawi untuk tetap menjaga kelestarian budayanya, tetapi tetap update dengan perkembangan zaman.

tarian adat betawi

Pada artikel kali ini, kita akan fokus membahas salah satu kebudayaan betawi yaitu tarian adat yang dimiliki oleh masyarakat suku betawi.

Apa saja tarian tersebut serta keunikan apa saja yang terdapat di dalamnya? Simak uraian berikut!

[lwptoc]

Tari Yapong

Yapong merupakan tari tradisional yang diciptakan oleh Bagong Kusudiardjo pada tahun 1975, dimana tarian ini berasal dari nyanyian “yayayaya” dan suara “pongpong” dari alat musik yang mengiringi tarian ini.

Yapong biasanya ditampilkan saat acara ulang tahun kota DKI Jakarta dengan diiringi suara dari Rebana Ketimpring dan Rebana Hadroh.

Tari Topeng Betawi

Tarian ini merupakan penampilan dari perpaduan drama, nyanyian, dan tarian dimana pada zaman dahulu tarian ini merupakan bentuk dari teater tradisional.

Gerakan tari topeng harus dibawakan dengan luwes, lembut dan para penarinya harus membawakan mimic yang gembira.

Para penari menggunakan pakaian adat dan dilengkapi dengan sebuah topeng dalam menampilkan tarian ini, serta tidak lupa diiringi dengan suara rebab, kempul, kecrek, gong buyung, gendang besar, kromong tiga, dan kulanter.

Dahulu tarian ini sering digunakan saat acara pesta khitanan.

Tari Sirih Kuning

Tari Sirih Kuning mengisahkan prosesi pernikahan yang mana mempelai pria membawa sirih kuning untuk dipersembahkan kepada mempelai wanita.

Dahulu tarian ini harus dibawakan secara berpasangan tapi pada saat ini aturan tersebut tidak berlaku lagi.

Dalam penampilannya, tarian ini diiringi suara dari gambang kromong dan ditampilkan saat acara khitanan, pernikahan, dan kelulusan para siswa.

Tari Lenggang Nyai

Lenggang Nyai diciptakan oleh Wiwiek Widiastuti yang mengangkat kisah nyai Dasimah yang bingung ingin menikah dengan pemuda Belanda atau Indonesia.

Akhirnya Dasimah memilih menikah dengan pemuda Belanda tapi akhirnya memberontak karena haknya sebagai perempuan dibatasi oleh aturan suaminya.

Tarian ini ditampilkan dengan iringan musik Gambang Kromong dan para penarinya dilengkapi dengan kostum dan hiasan kepala berwarna merah.

Tari Japin Betawi

Japin merupakan bentuk perpaduan kebudayaan betawi dengan kebudayaan Arab sehingga seringkali dijumpai para penarinya menggunakan kerudung dalam membawakan tarian ini.

Dalam penampilannya tarian ini diiringi oleh alat musik gambus dan marwas.

Tari Cokek

Para penari tari ini akan menggunakan kebaya cokek saat mementaskanya dan uniknya mereka akan melilitkan selendang undung mengajak penonton menari bersama.

Pada penampilannya tari Cokek akan diiringi alat musik gambang kromong.

Tari Sembah Nyai

Sembah Nyai merupakan perpaduan kebudayaan betawi dan melayu, serta dalam penampilannya tarian ini akan diiringi oleh alat musik Gambang Kromong.

Tari Lenggo Jingke

Nama Lenggo Jingke memiliki arti yaitu melenggang kaki sambil berjinjit, hal tersebut sesuai karena pada penampilannya tarian ini akan dibawakan oleh sekelompok wanita yang menari dengan gerakan menjinjitkan kakinya.

Tari Nandak Ganjen

Nandak Ganjen berasal dari dua kata yaitu nandak yang diartikan dengan menari dan ganjen yang diartikan dengan genit, sehingga dalam gerakannya tarian ini menggambarkan kelincahan serta kegenitan remaja putri yang beranjak dewasa.

Tari Renggong Manis

Renggong Manis merupakan paduan kebudayaan antara betawi, arab, cina klasik, dan india.

Tarian ini ditampilkan dengan gerakan yang dinamis dan irama kegembiraan sehingga digunakan sebagai penyambutan atas kedatangan tamu.

Tari Ngarojeng

Dalam penampilannya, Ngarojeng diiringi dengan alat musik ajeng yang sering digunakan dalam mengiringi pengantin betawi, selain itu gerakan pada tarian ini juga menyerupai gerakan pengiringan pengantin tersebut.

Tari Blantek

Tarian Blantek membawakan suasana yang menggembirakan sehingga digunakan sebagai penyambutan tamu yang datang pada acara besar bagi masyarakat betawi.

Tari Samra

Gerakan Samra menyerupai gerakan silat namun ditampilkan dengan lebih lembut untuk menjaga keindahan pada gerakan tarian.

Samra hanya boleh dibawakan oleh penari pria dan diiringi dengan alat musik orkes gambus dan ditampilkan sebagai hiburan saat acara khitanan dan resepsi pernikahan.

Tari Blenggo

Tari tradisional Blenggo juga menggunakan gerakan silat sebagai gerakan pada tariannya.

Berdasarkan alat musik pengiringnya, tarian ini dibedakan menjadi tari blenggo ajeng yang menggunakan alat musik gamelan bali sebagai pengiringnya dan tari blenggo rebana yang menggunakan rebana biang sebagai alat musik pengiringnya.

Tari Gitek Balen

Gitek Balen merupakan tarian kegembiraan yang menggambarkan gerakan dinamis dan lincah pada gerakannya serta sebagai penyampai kegembiraan seorang gadis yang akan memasuki tahap pendewasaan.

Tari Pencak Silat

Tari Pencak Silat menggunakan gerakan pada silat beksi pada tariannya, pada saat menampilkan tarian ini para pemain pria akan menggunakan pakaian adat betawi dilengkapi dengan selendang yang terbuat dari sarung.

Tarian ini juga dilengkapi oleh musik pengiring agar tampilan suasana menjadi lebih meriah.

Itulah 17 tarian adat tradisional betawi baik yang merupakan kebudayaan masyarakat betawi itu sendiri maupun kebudayaan campuran dari Negara luar.

Walau bagaimanapun, tarian adat merupakan kekayaan budaya Indonesia yang wajib dijaga dan dilestarikan serta memiliki nilai sejarah yang mampu mengedukasi masyarakat saat ini untuk mengenang peristiwa penting yang terjadi dengan leluhur kita.

Scroll to Top