Apa itu Bullish dan bearish

Apa itu Bullish dan Bearish? Saham Investor Wajib Tahu !!

Diposting pada

Apa itu bullish dan bearish? Saat Anda memasuki dunia pasar modal, Anda pasti mendengar banyak kata bullish atau bearish. Apa arti dari kata-kata ini?

Bullish berasal dari kata Bull yang berarti banteng, maka tidak heran jika setiap bursa saham di negara manapun pasti berlogo banteng. Jadi apa artinya menjadi bullish?

Bullish mengacu pada situasi di mana pasar saham sedang tren naik atau lebih kuat. Kebangkitan pasar saham dapat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi suatu negara atau bahkan pertumbuhan ekonomi dunia.

Sektor perdagangan dan bisnis semakin berkembang. Faktor-faktor seperti naiknya tingkat pendapatan per kapita dan meningkatnya pertumbuhan laba perusahaan.

Setelah mengatakan bullish, Anda akan mengenal kata bearish. Kata itu berasal dari kata “beruang”. Jadi apa artinya ini?

Sederhananya, bearish dan bullish adalah metafora untuk tren atau pergerakan dengan nama binatang (yaitu banteng dan beruang).

Banteng menyerang lawannya dengan dorongan dari bawah ke atas, sementara beruang menyerang dengan cakar dari atas ke bawah dengan kedua tangan. Di bawah ini adalah penjelasan yang lebih rinci.

Apa Itu Bearish Market?

Pasar bearish menunjukkan kondisi pasar yang menurun atau lemah. Pertumbuhan ekonomi makro yang lambat atau menurun berdampak besar pada pasar sekunder.

Harga aset turun lebih dari 20%. Ketika investor melihat kondisi pasar yang bearish, optimisme mereka turun. Hal ini karena investor memperkirakan bahwa harga saham akan jatuh dalam waktu yang lama.

Anda bisa memahami istilah tersebut dengan membayangkan keterampilan menyerang beruang. Hewan itu berjalan dan menggerakkan cakarnya ke bawah. Grafik merah dengan jatuhnya harga saham menggambarkan serangan beruang.

Pergerakan bearish kemungkinan karena sejumlah faktor. Faktor penyebabnya adalah melemahnya pertumbuhan ekonomi dalam negeri terhadap pertumbuhan industri.

Saat tren sedang bearish, Anda bisa membeli. Anda bisa menunggu hingga tren turun sehingga Anda bisa mendapatkan pengembalian yang tinggi saat tren mulai berubah menjadi bullish.

Perlu diperhatikan juga bahwa ketika ingin membeli saham bearish, coba cari tahu lebih dalam penyebab pelemahan harga saham tersebut. Hal ini diperlukan untuk meminimalkan risiko kerugian.

Baca juga: Sejarah bursa efek indonesia

Bagaimana Karakteristik Bearish Market itu?

Kondisi pasar yang bearish dapat dilihat dari kecepatan penurunan ekonomi. Perilaku investor dan emiten berbeda dengan saat kondisi pasar sedang bullish. Bear market di pasar sekunder memiliki dua karakteristik, yaitu:

1. Investor Menjual Asetnya

Investor lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi. Mereka memilih menjual aset untuk menghindari kerugian akibat jatuhnya harga.

Permintaan dan pasokan pasar sekunder yang lebih rendah dapat memperburuk situasi bearish.

2. Emiten Mengurangi Pengeluarannya

Bearish Ness telah menekan harga saham dan aset perusahaan juga. Mereka harus mengambil solusi untuk menghindari kerugian, yaitu mengurangi pengeluaran tenaga kerja atau peralatan, tetapi berusaha mempertahankan kinerja.

Apa Itu Bullish Market?

Investor saham selalu menunggu momen bull market di pasar saham. Sebenarnya, apa itu tren bull market? Bullish adalah istilah yang menggambarkan pasar saham yang sedang dalam kondisi baik, sedang naik, atau sedang naik.

Kemajuan pertumbuhan ekonomi suatu negara atau dunia dapat memperburuk kondisi tersebut. Selain itu, perkembangan di sektor industri dan kepercayaan trader juga berperan besar dalam prospek bullish.

Harga atau nilai suatu saham naik 20% secara konsisten dari titik terendah. Saat kondisi bearish, investor cenderung memprediksi bahwa harga saham akan terus naik.

Anda bisa menggambarkan kondisi pasar bullish sebagai teknik serangan banteng. Banteng selalu berlari dan menyerang dengan cepat, serta mengangkat tanduknya untuk menyerang lawannya.

Contohnya bisa dilihat pada grafik kenaikan harga saham dan didominasi oleh warna hijau.

Saat tren sedang bullish, Anda bisa melakukan aksi jual karena harga pasar terus naik. Saat menjual selama tren bullish, Anda pasti akan mendapatkan keuntungan.

Bagaimana Karakteristik Bullish Market itu?

Membaiknya kondisi ekonomi bisa menjadi tanda bull market. Anda dapat mengidentifikasi tren pasar bullish dari perilaku investor dan emiten atau perusahaan saat berinvestasi.

Lantas, bagaimana situasi ekonomi ketika pasar sekunder berada di pasar bullish?

1. Investor Menambah Asetnya

Ketika investor melihat kenaikan harga aset, mereka merasakan euforia pasar bullish. Mereka menambah real estate, saham atau obligasi karena optimis harga akan terus naik.

Meningkatnya permintaan dan penawaran juga mendongkrak harga aset-aset tersebut.

2. Emiten Meningkatkan Kinerjanya

Perusahaan yang memiliki saham atau emiten mendongkrak kinerjanya karena melihat pasar sekunder berjalan dengan baik. Kinerja yang dimaksud adalah penjumlahan dari jumlah karyawan atau aset perusahaan.

Mereka percaya bahwa peningkatan kinerja akan membantu laba bersih, sehingga harga saham naik.

Baca juga: Apa itu bursa efek?

Perbedaan Bearish dan Bullish Market

Perbedaan mendasar antara pasar bearish dan pasar bullish terletak pada kondisi ekonomi pasar sekunder.

Selain itu, terdapat indikator lain yang dapat menunjukkan divergensi antara dua tren pasar. Anda dapat memahami perbedaan antara pasar bearish dan pasar bullish dengan uraian berikut.

1. Kondisi Pasar Sekunder

Tren pasar bullish menunjukkan permintaan yang tinggi dan pasokan aset yang rendah.

Kondisi pasar sekunder yang kuat membuat investor tertarik untuk membeli saham atau komoditas. Angka penjualan turun karena ingin mempertahankan aset.

Pasar sekunder yang bearish menunjukkan permintaan rendah tetapi pasokan tinggi. Kondisi ekonomi yang lemah memaksa investor untuk menjual aset.

Daya beli investor juga dikurangi untuk menghindari kerugian sementara.

2. Valuasi Aset

Data permintaan dan penawaran mempengaruhi valuasi atau nilai aset yang diperdagangkan. Jika pasar sekunder bullish, harga aset juga akan naik.

Pasalnya, banyak investor yang berbondong-bondong membeli aset atau komoditas tersebut, terlihat dari tingginya permintaan. Mereka berharap mendapat untung ketika mereka menjual aset mereka di masa depan.

Hal serupa tidak terjadi ketika pasar sekunder sedang bearish. Nilai suatu aset turun karena permintaannya lebih rendah daripada penawarannya.

Investor mencoba untuk menjual aset di pasar sekunder meskipun kekurangan pembeli. Mereka ingin memprediksi kerugian dari jatuhnya harga.

3. Sikap Investor

Sikap, psikologi, dan opini investor dapat mempengaruhi kondisi pasar sekunder. Bull market menantang investor untuk membeli aset sebanyak mungkin.

Mereka melihat harga aset naik, dan berani berinvestasi karena melihat potensi keuntungan saat menjual aset.

Gambaran pesimis membuat investor semakin pesimis ketika melihat penurunan ekonomi makro. Mereka menjual aset atau mendiversifikasi portofolio mereka sampai kondisi membaik.

Tindakan ini diambil karena mereka harus mewaspadai potensi kerugian saat berinvestasi di bear market.

Baca juga: Apa itu buy back saham?

Pentingnya Kemampuan Mengidentifikasi Bearish dan Bullish

Mengidentifikasi pasar bearish dan bullish sangat penting dalam trading karena dapat membantu Anda membuat keputusan yang tepat dalam mengelola aset Anda.

Informasi ini dapat digunakan untuk membuat keputusan jangka pendek atau jangka panjang, serta mengelola risiko dan mengejar peluang investasi.

Saat pasar bearish, Anda bisa menjual aset sebelum harga terus turun, atau mencari peluang untuk membeli aset dengan harga lebih rendah.

Sebaliknya, saat pasar sedang bullish, Anda bisa membeli aset tersebut sebelum harga terus naik, atau mencari peluang untuk menjual aset tersebut dengan harga yang lebih tinggi.

Mengidentifikasi pasar bearish dan bullish juga dapat membantu Anda menilai kondisi pasar secara keseluruhan. Selama bear market, Anda dapat menghindari aset berisiko dan mencari aset yang lebih aman.

Saat pasar sedang bullish, Anda harus mencari aset yang berisiko, namun menawarkan potensi keuntungan yang lebih tinggi.

Secara keseluruhan, kemampuan untuk mengidentifikasi pasar bearish dan bullish sangat penting untuk mengelola risiko dan membuat keputusan investasi yang tepat.

Ini dapat membantu Anda mencapai tujuan keuangan Anda dengan lebih baik.

#3 Cara Mengidentifikasi Kondisi Bearish

Untuk memahami apa artinya menjadi bearish di pasar, Anda perlu mengidentifikasinya dengan benar.

Tentunya untuk memungkinkan Anda memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan kerugian. Bagaimana cara mengenali situasi bear market? Ikuti langkah-langkah di bawah ini.

1. Menganalisis Grafik dan Volume Perdagangan

Untuk mengidentifikasi situasi bearish, hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah melakukan analisis teknis.

Dalam skenario bearish, grafik harga dapat menunjukkan tren turun yang berkelanjutan, sedangkan indikator teknis seperti rata-rata pergerakan dan indeks kekuatan relatif menunjukkan kondisi penjualan.

2. Menganalisis Faktor Luar yang Mempengaruhi Harga Aset

Selain melakukan analisa teknikal, analisa fundamental juga diperlukan untuk mengetahui kondisi pasar.

Misalnya dengan menganalisis faktor eksternal seperti faktor ekonomi dan keuangan yang mempengaruhi harga aset.

Dalam skenario bearish, faktor-faktor seperti kondisi ekonomi yang buruk, suku bunga yang tinggi, atau laporan keuangan perusahaan yang buruk dapat menyebabkan investor menjual saham dan menyebabkan harga saham turun.

3. Perhatikan Sentimen Pasar

Sentimen pasar mengacu pada persepsi umum investor terhadap kondisi pasar.

Saat gambaran bearish, sentimen pasar akan menunjukkan ketidakpercayaan dan kekhawatiran, yang dapat menyebabkan investor menjual saham, dan harga saham akan jatuh. 

#3 Cara Mengidentifikasi Kondisi Bullish

Untuk memaksimalkan keuntungan perdagangan, tidak hanya kondisi bearish yang harus diidentifikasi.

Saat situasi bullish muncul, Anda juga perlu melakukan analisis teknikal dan fundamental. Adapun cara mengidentifikasi, itu akan diperkenalkan di bawah ini.

1.  Lakukan Analisis Fundamental

Analisis fundamental yang dibahas seperti menganalisis faktor eksternal yang menyebabkan harga saham naik.

Faktor ekonomi seperti laporan keuangan yang positif, opini publik, suku bunga rendah, dll. Beberapa faktor ini dapat menyebabkan harga yang lebih tinggi di pasar.

2. Perhatikan Opini Publik

Penting bagi Anda untuk memahami persepsi masyarakat terhadap kenaikan harga saham tertentu. Hal ini menyebabkan banyak investor yang masuk ke pasar yang menyebabkan harga saham naik.

Dalam hal ini, Anda dapat menjual saham yang Anda miliki untuk mendapatkan keuntungan. 

3. Lakukan Analisis pada Grafik Pasar

Untuk mengetahui apakah harga saham tertentu akan naik, Anda perlu memperhatikan grafik pasar.

Jika Anda mulai melihat pola harga saham yang awalnya turun kemudian berubah menjadi tren naik, Anda harus siap menjual saham yang Anda miliki.

Namun, pastikan stok memang naik agar Anda untung.

Seperti disebutkan sebelumnya, sangat penting untuk memahami implikasi dari bearish dan bullish.

Jika Anda dapat menafsirkan penurunan dan kenaikan harga saham dengan benar, Anda akan mendapatkan keuntungan yang diharapkan. Demikian juga, kerugian juga dapat diminimalkan.

Baca juga: Apa itu breakout pada dunia investasi?

Apa Indikator Lain untuk Mengetahui Bullish dan Bearish?

Berbagai indikator dari Trader’s Paradise dapat digunakan untuk menentukan apakah tren pasar sedang bullish atau bearish.

1. Ketahui dengan moving average

Cara yang cukup populer untuk mengetahui trend pasar adalah dengan menggunakan moving average.

Rata-rata bergerak memungkinkan Anda mengetahui rata-rata pergerakan pasar selama periode waktu tertentu.

Grafik rata-rata bergerak yang ditampilkan pada grafik akan menunjukkan apakah kondisi pasar sedang bullish atau bearish.

Jika pasar berada di bawah grafik rata-rata bergerak, ini menandakan bahwa pasar sedang dalam keadaan bearish. dan sebaliknya.

2. Menggunakan candlestick

Menggunakan grafik candlestick, selain rata-rata bergerak, memudahkan untuk melihat apakah pasar sedang bearish atau bullish.

Singkatnya, jika Anda melihat kandil berwarna biru, kemungkinan besar pasar sedang bullish.

Namun, bandingkan posisi kandil dengan grafik rata-rata bergerak, apakah di atas atau di bawahnya. 

3. Membandingkan dengan IHSG

Cara lain untuk melihat apakah pasar sedang bearish atau bullish adalah dengan membandingkannya dengan IHSG.

Karena itu, Anda perlu mengetahui apakah suatu saham sedang tren sejalan dengan IHSG.

Meski begitu, Anda tidak bisa sembarangan menggunakan indikator ini. Anda perlu melakukan analisis teknis atau fundamental terpisah dari investasi atau transaksi Anda yang sedang berlangsung.

Nah, itulah beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang bullishness dan bearish ness, khususnya dalam trading forex.

Sebagai investor pemula, tidak ada salahnya mengetahui banyak jargon tentang saham dan dunia investasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *