Budaya Papua – Papua merupakan mutiara hitamnya Indonesia. Memiliki kekayaan alam yang melimpah menjadikan Papua sebagai destinasi wisata favorit setiap tahunnya.
Tidak hanya kekayaan alamnya yang menjadi daya tarik, tapi budaya papua juga mendapat nilai. Budayanya yang khas serta keasliannya masih tetap terjaga.
Keelokan dari budaya Papua bahkan mendapat gelar sebagai warisan budaya dunia. Tidak hanya satu melainkan ada enam seperti pakaian, rumah adat, dan kerajinan tangan.
Karena ketenarannya tersebut kerajinan tangan dari Papua ada yang bernilai jutaan. Sehingga tidak heran jika julukan mutiara hitam semakin cocok untuk Papua.
Ciri Khas Budaya Papua
Masyarakat Papua masih menjaga warisan leluhurnya bahkan sampai sekarang. Budaya yang ada juga masih kental dengan nuansa tradisional zaman dahulu. Sistem kepercayaannya pun beberapa masih berupa totemisme. Sebuah kepercayaannya menyembah dewa-dewa dan nenek moyang. Selain itu beberapa suku di Papua juga masih tertutup akan dunia luar.
Menjaga warisan leluhur juga terlihat dari kehidupan sehari-hari Masyarakat Papua. Hampir semua barang yang digunakan masih menggunakan bahan dari alam. Dimulai dari rumah, tas, pakaian, bahkan senjata, sehingga tidak heran jika bentuknya pun masih sederhana. Masih menjaga warisan inilah yang membuat budaya papua mudah dikenali.
Beberapa Macam Budaya Papua
Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa Papua masih menjaga warisan nenek moyang. Tapi meski begitu untuk sekarang sudah banyak masyarakatnya yang mulai terbuka terhadap dunia luar. Menjadikan budaya dari Papua semakin dikenal oleh masyarakat. Beberapa diantaranya adalah.
1. Rumah Adat
Papua memiliki rumah adat yang bernama Honai. Sekilas berbentuk seperti jamur dengan atapnya yang menyerupai batok kelapa. Atap dari rumah ini berbentuk bulat kerucut dengan bagian bawahnya lurus ke bawah. Memiliki ketinggian sekitar 2,5 meter, bagian tengah dari rumah ini biasanya sudah terdapat perapian untuk menghangatkan diri.
Memiliki cuaca yang dingin membuat rumah honai dibangun sedemikian rupa agar mampu menghalaunya. Salah satunya adalah rumah ini berukuran kecil dan tidak dipasangi jendela. Keseluruhan atap rumah honai dibangun dari jerami, sedangkan bagian bawahnya menggunakan kayu. Rumah ini memiliki dua lantai, lantai pertama untuk tidur sedangkan lantai kedua untuk bersantai.
2. Pakaian Adat
Masih terjaganya warisan leluhur membuat beberapa masyarakat pedalaman di Papua masih membalut tubuhnya hanya dengan koteka. Koteka merupakan sehelaian pakaian yang hanya menutupi bagian kemaluan laki-laki. Biasanya koteka terbuat dari kulit labu air yang sudah menua. Kulitnya dijemur lalu dikeringkan hingga bisa digunakan.
Selain koteka masih ada pakaian adat Papua lainnya yakni Ewer. Pakaian ini lah yang sering masyarakat lihat jika mengunjungi acara kebudayaan Papua. Memiliki bawahan berupa rok berumbai yang terbuat dari anyaman daun sagu. Dibagian kepala terdapat mahkota yang memiliki bentuk seperti burung cendrawasih. Serta beberapa aksesoris kecil sebagai pemanis.
3. Tari Tradisional
Papua memiliki banyak tari tradisional yang masih bertahan hingga sekarang.Tarian tersebut diantaranya, tari sajojo, tari yospan, tari musyoh, serta masih banyak tarian lainnya. Tari musyoh sendiri diadakan bila ada seseroang yang tertimpa kecelakaan. Hal ini dikarenakan kepercayaan masyarakat Papua tentang arwah seseorang yang mengalami kecelakaan tidak akan tenang. Maka tari ini berfungsi untuk menenangkan.
Selanjutnya adalah tari sajojo yang sangat terkenal. Sajojo digunakan masyarakat Papua untuk penyambutan tamu. Gerakan dari tarian ini biasanya melompat serta menghentakan kaki. Lalu yang terakhir adalah tari yospan yaitu tarian penggabungan dari dua tarian asli masyarakat suku papua. Kedua tarian itu adalah Yosim, dan Pancar. Tarian Yospan merupakan tarian pergaulan anak muda di Papua.
4. Lagu Daerah
Membahas kebudayaan Papua tidak lengkap rasanya bila tidak membahas lagu daerahnya. Lagu daerah tersebut diantaranya Diru-Diru Nina, Rasine ma rasine, wesupe, e mambo simbo, sajojo, apuse, dan yamko rambe yamko. Semua lagu ini menggunakan bahasa asli Papua yang berasal dari beberapa campuran bahasa suku asli.
Yamko rambe yamko adalah sebuah lagu yang bernada ceria namun ternyata memiliki makna yang sedih. lagu ini ternyata bercerita tentang papua yang ingin meninggalkan Indonesia. Lalu lagu sajojo yang digunakan sebagai lau pengiring tari sajojo, dan lagu apuse yang menceritakan seorang cucu yang berpamitan kepada kakek dan neneknya.
5. Alat Musik Daerah
Memainkan sebuah lagu tentu membutuhkan alat musik sebagai pengiringnya. Di Papua alat musik yang terkenal adalah tifa namun selain itu ada alat musik lain seperti pikon, butshake, triton, dan atowo. Atowo sendiri sebenarnya adalah alat musik khas Papua yang sudah langka dan jarang ditemukan.
Tifa merupakan alat musik khas yang menjadi perlambang Papua yang dimainkan dengan cara dipukul. Dibuat sangat sederhana karena hanya selongsong kayu yang dibolongi tengahnya lalu ditutupi oleh kulit rusa. Selain itu pikon juga istimewa karena tidak semua orang bisa memainkannya salah-salah justru alat musik ini tidak akan mengeluarkan suara.
6. Upacara Adat
Di papua terdapat banyak upacara adat diantaranya upacara pernikahan, upacara tanam sasi, upacara kehamilan dan kelahiran, serta upacara kematian. Kesemuanya memiliki prosesi unik yang sangat kental dengan adat budaya setempat. Seperti upacara pernikahan yang mas kawinnya berupa piring antik sebagai upacara keberanian untuk meminang perempuannya.
Bila rakyat biasa meninggal, maka jasadnya akan dikubur dan diiringi dengan nyanyian serta anggota keluarga yang masih hidup ruas jarinya akan dipotong. Lain lagi dengan upacara tanam sasi yang sebenarnya masih berupa upacara kematian. Namun upacara ini berasal dari suku marin, dan dilaksanakan dengan menanam kayu 40 hari setelah orang meninggal dan dicabut pada hari ke 1000.
7. Tradisi Adat
Banyak sekali tradisi adat Papua yang sangat unik karena merupakan warisan langsung dari nenek moyang. Beberapa diantaranya tradisi bakar batu, tradisi tato, tradisi potong jari, serta tradisi ararem. Tradisi potong jari biasanya dilakukan dalam upacara adat kematian seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Lalu tradisi bakar batu yang dilaksanakan sejak dahulu kala dan merupakan tradisi tertua di Papua. Bakar batu dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur dan persaudaraan. Selanjutnya tradisi biak yang menjadi tradisi mengantar mas kawin dengan iring-iringan nyanyian serta membawa bendera merah putih. Terakhir tradisi tato yang sudah ada di Papua secara turun temurun.
8. Makanan Khas
Terkenal dengan kekayaan lautnya tidak heran jika makanan khas dari daerah Papua kebanyakan berupa makanan laut. Beberapa diantaranya papeda, udang selingkuh, ikan bakar manokwari, dan ikan bungkus. Tetapi ada sate ulat sagu, dan martabak sagu yang juga makanan daerah Papua.
Sate ulat sagu merupakan sate yang berisikan ulat sagu. Dahulunya ulat sagu dikonsumsi hidup-hidup namun sekarang sate ulat sagu yang paling banyak ditemukan. Selanjutnya ada papeda yang merupakan olahan ikan tongkol kuah kuning yang ditemani olahan bubur sagu sebagai karbohidrat. Lalu ada ikan bungkus yang sekilas mirip pepes namun bungkusannya terbuat dari daun talas.
9. Senjata
Senjata daerah khas papua yang sering ditemukan adalah panahan. Namun ada pisau belati, lembing, tombak, serta kapak batu. Panah dan busur sendiri biasanya digunakan dalam peperangan serta berburu. Busurnya terbuat dari kayu rumi serta tali rotan dengan mata panah yang berasal dari tulang hewan yang diasah.
Kapak batu merupakan senjata tradisional paling kuno dengan bentuk sederhana yang dibuat dari batu. Kapak ini digunakan untuk memotong daging hasil buruan, memotong kayu, serta membantu dalam pembuatan sagu. Lembing serta tombak juga digunakan untuk berburu. Keduanya memiliki bentuk yang sama dengan pegangan panjang seperti tongkat, dan ujungnya seperti busur.
Menjadi warisan budaya daerah membuat budaya Papua ini wajib dijaga keberadaannya. Jangan sampai Indonesia kehilangan warisan berharga ini karena banyak masyarakat banyak yang kurang peduli. Budaya ini wajib dijaga keberadaannya tidak hanya oleh masyarakat papua tapi juga oleh seluruh Rakyat Indonesia.