Zaman Megalitikum

Zaman Megalitikum – Sebelum zaman semakin maju di era digital seperti saat ini, manusia pernah mengalami zaman primitif. Salah satunya adalah zaman megalitikum. Zaman ini masyarakat biasanya menyebut dengan zaman batu. Dimana masyarakatnya pada zaman dahulu membuat sebuah alat untuk keperluan sehari-hari menggunakan batu.

Berdasarkan penelitian, zaman dahulu manusia tidak hanya membuat batu sebagai alat. Akan tetapi, juga membuat alat dari bahan seperti kayu, bambu dan tulang. Karena terbuat dari kayu dan bambu, maka akan cepat lapuk dan sudah tidak ditemukan lagi hingga masa saat ini.


Sejarah Pada Zaman Megalitikum

Sejarah Pada Zaman Megalitikum

Zaman megalitikum merupakan zaman batu yang dikategorikan menjadi zaman batu besar. Karena pada zaman dahulu, masyarakatnya hanya bisa menggunakan batu yang besar untuk membuat berbagai alat untuk kehidupan sehari-hari.

Menurut salah satu pakar sejarah, masuknya megalitikum di Indonesia berdasarkan dua gelombang. Gelombang pertama disebut dengan megalitik tua, sekitar kurang lebih 2500-1500 Sebelum Masehi. Sedangkan untuk gelombang yang kedua yaitu megalitik muda, yang terjadi berusia sekitar kurang lebih 1000 Sebelum Masehi.

Kata Megalitikum sendiri memiliki sebuah makna. Yaitu gabungan dari kata Mega dan Litikum. Mega sendiri memiliki arti besar. Sedangkan litikum merupakan istilah dari Lithos yang berarti batu.

Manusia pada zaman megalitikum sudah memiliki kepercayaan sendiri. Meskipun kepercayaan yang diantara bukan kepercayaan terhadap Tuhan, melainkan kepercayaan terhadap roh nenek moyang. Bahkan hingga pada masa sekarang, kepercayaan terhadap roh nenek moyang masih dipercayai.

Baca Juga: Zaman Paleolitikum


Ciri-Ciri Kehidupan Pada Zaman Megalitikum

Ciri Ciri Kehidupan Pada Zaman Megalitikum

kehidupan sebelum secanggih sekarang, pada zaman dahulu pernah mengalami kehidupan yang primitif dengan memanfaatkan segala alat dan benda yang ada disekitar. Ada beberapa ciri-ciri kehidupan yang terjadi pada masa megalitikum, diantaranya adalah :

1. Kebudayaan

Kebudayaan pada zaman megalitikum memiliki keunikan yang bahkan hingga pada zaman sekarang masih digunakan. Kebudayaan tersebut masih dilestarikan oleh sebagian suku yang ada di Indonesia. Suku yang masih menggunakan batu besar sebagai bahan dasar untuk membuat berbagai alat adalah suku Nias.

Selain itu juga ada peninggalan zaman megalitikum seperti bangunan yang berundak, atau pada zaman sekarang disebut dengan punden berundak. Ciri-ciri selanjutnya adalah peninggalan berbentuk tugu batu dan disebut menhir. Dengan hal tersebut, Indonesia memiliki kebudayaan yang unik dan berbeda dari budaya lainnya.

Tidak hanya berupa alat yang terbuat dari batu besar peninggalan zaman megalitikum. Melainkan kebudayaan berupa pemujaan terhadap roh nenek moyang juga termasuk peninggalan zaman megalitikum. Proses pembuatan alat yang berasal dari batu tersebut memiliki tujuan yaitu untuk pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah lama meninggal. Bangunan tersebut banyak berfungsi sebagai bentuk penghormatan, tempat singgah dan juga sebagai lambang kematian terhadap nenek moyangnya.

Perkembangan kepercayaan pada zaman megalitikum merupakan awal mulanya terjadi kepercayaan terhadap roh nenek moyang. Kepercayaan terhadap roh nenek moyang inilah yang menjadi ciri khas dari peninggalan zaman megalitikum, sebelum masuknya pengaruh hindu, islam maupun kolonial.

2. Manusia Pendukung

Masyarakat pada zaman ini membuat alat dari batu yang besar, bahkan masyarakatnya dapat membuat sebuah monumen dengan ukuran yang besar. Kebudayaan membuat batu besar sebagai alat-alat tertentu sudah muncul pada zaman neolitikum yang terakhir. Ada beberapa jenis manusia yang saat itu hidup pada zaman megalitikum adalah:

Baca Juga: Zaman Arkaekum

Meganthropus Paleojavanicus

Meganthropus Paleojavanicus merupakan manusia yang memiliki bentuk tubuh besar dengan cara berjalannya yang tegak.

Pithecanthropus

Pithecanthropus disebut juga dengan manusia kera. Pithecanthropus memiliki beberapa jenis. Pertama Pithecanthropus Erectus adalah manusia kera yang berjalan dengan tegak. Yang kedua adalah Pithecanthropus Mojokertensis merupakan manusia kera yang ditemukan di kota Mojokerto, Jawa Timur. Ada juga Pithecanthropus Soloensis yaitu manusia kera yang juga ditemukan di kota Solo, Jawa Tengah.

Corak Kehidupan

Pada zaman megalitikum, masyarakatnya sudah bisa melakukan aktivitas dengan baik. Aktivitas sehari-hari yang dapat dilakukan untuk mencari makan adalah dengan cara bercocok tanam dan juga berburu hewan. Kegiatan tersebut didukung dengan alat yang terbuat dari batu besar.


Hasil Peninggalan Pada Zaman Megalitikum

Hasil Peninggalan Pada Zaman Megalitikum

Penggunaan batu besar pada zaman megalitikum sebagian besar memiliki fungsi sebagai alat upaca penyembahan roh nenek moyang san sebagai sarana penguburan. Ada beberapa peninggalan yang dapat ditemukan pada masa sekarang, yaitu:

1. Kubur Batu

Kubur batu merupakan sebuah peti mati yang terbuat dari batu besar. Kubur batu tersebut digunakan untuk menyimpan mayat. di Indonesia banyak peninggalan kubur batu hingga saat ini, diantaranya terdapat di Bali, Yogyakarta, Cepu, Sumatera Selatan san juga di Cirebon Jawa Barat.

2. Sarkofagus

Sarkofagus adalah batu besar berupa peti yang digunakan untuk menyimpan mayat. Peninggalan sarkofagus yang ditemukan ini memiliki bentuk seperti sebuah palung atau lesung yang terbuat dari batu besar. Batu tersebut berupa batu yang masih utuh kemudian diatasnya diberi penutup. Sarkofagus pada saat ini banyak ditemukan di Bali dan Bondowoso Jawa Timur.

3. Dolmen

Dolmen merupakan meja besar yang digunakan sebagai tempat sesaji dan juga untuk pemujaan terhadap roh nenek moyang. Peninggalan berupa Dolmen memiliki fungsi sebagai penutup sarkofagus. Dolmen pada saat ini dapat dijumpai di Besuki Jawa Timur. Namun masyarakat mengenal sarkofagus sebagai pandhusa.

4. Menhir

Menhir adalah batu besar yang hanya satu dan berbentuk seperti tugu atau tiang yang diletakkan berdiri diatas tanah. Fungsi menhir adalah sebagai tanda peringatan dari nenek moyang. Menhir sendiri untuk saat ini banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Flores dan juga Rembang di Jawa Tengah.

Baca Juga: Zaman Batu

5. Punden Berundak

Punden Berundak merupakan bangunan dari batu besar yang bertingkat. Struktur yang ada di punden berundak berupa bentuk teras yang mengarah keatas pada satu titik. Punden berundak memiliki fungsi sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang. Hal tersebut disebut oleh para ahli sebagai awal terbentuknya sebuah candi di berbagai wilayah di Indonesia. Punden berundak dapat ditemukan di Banten Selatan, Kuningan di Jawa Barat dan juga di Garut.

6. Arca

Arca atau saat ini disebut dengan patung, merupakan batu besar yang dibentuk seperti manusia maupun hewan yang melambang sebagai nenek moyang. Peninggalan Arca ini memiliki fungsi sebagai pemujaan. Para Peneliti menemukan arca di Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan.

7. Waruga

Waruga merupakan makam yang terbuat dari batu besar dengan dua bagian, atas dan bawah. Bagian batu atas digunakan sebagai atap yang berbentuk segitiga. Sedangkan untuk batu bawah berfungsi sebagai alat untuk menyimpan mayat para leluhur. Alat tersebut berbentuk kotak. Waruga sendiri merupakan sebuah makam peninggalan dari leluhur suku Minahasa. Waruga ditemukan di Minahasa Sulawesi Utara.

Ada perbedaan hasil penemuan pada zaman megalitikum di Indonesia dengan negara lain. Salah satunya adalah perbedaan dari bentuk seni dan struktur batu yang beda. Adapun kesamaan zaman megalitikum di seluruh dunia, yaitu fungsi yang sama sebagai tempat pemakaman dan juga tempat pemujaan roh nenek moyang.

Zaman megalitikum atau disebut dengan zaman batu besar adalah bukti perkembangan manusia yang lambat laun menjadi maju. Peninggalan pada zaman tersebut merupakan peninggalan yang besar dan banyak tersebar di Indonesia, maka dapat dengan mudah ditemukan oleh para ahli. Peninggalan bersejarah dari zaman ini, di Indonesia masih dilestarikan hingga saat ini dan dikaji sebagai ilmu pengetahuan.

Scroll to Top