Pantun Minang

Pantun Minang Beberapa jenis pantun minang beserta penjelasannya mungkin sudah tak asing di telinga kita. Mengingat bahwa Minangkabau merupakan salah satu wilayah yang berada di Indonesia dan memiliki kekayaan akan syairnya. 

Sudah sejak lama Minang dikenal dengan suku seribu syair. Hal itu dikarenakan suku ini memiliki berbagai macam syair unik yang patut untuk diacungi jempol. Kebanyakan dari warga Minang memilih profesi sebagai pujangga dan penyair kata.

Salah satu karya terkenal mereka ialah pantun minang. Pantun-pantun itu tak hanya sekedar dibaca maupun tertulis pada sebuah kertas saja. Melainkan pantun ini sudah masuk ke dalam syair lagu-lagu dari Sumatera Barat. Pantun itu dinilai memiliki keunikan tersendiri bagi sebagian orang. Sebab pantun yang mereka ciptakan tidak hanya sejenis melainkan ada beragam jenis dan semuanya menggunakan bahasa yang berbeda. 

Seperti pantun pada umumnya, pantun minang juga memiliki arti tersendiri bagi para pembacanya. Biasanya pada setiap pantun akan terselip beberapa kata lelucon, nasehat, sindiran atau bahkan tentang percintaan. Untuk itu silahkan simak penjelasan dibawah ini mengenai beberapa jenis dari pantun Minang beserta contohnya lengkap.


1. Pantun Nasehat

Pantun Nasehat

Pantun ini memiliki 3 jenis isi yaitu untuk anak-anak, wanita dan laki-laki. Sederhananya pantun nasehat ini mengandung nasehat-nasehat baik untuk para pembacanya. Nasehat itu bisa berupa moral, kebaikan dan masih banyak lagi lainnya.

Pantun nasehat untuk laki-laki :

  • Hati lapang paham tak sampik
  • Pandai manimbang jo manaka
  • Walau batenggang di nan rumik
  • Indak bakisa di nan bana

Maknanya : ketika seorang laki-laki tengah bekerja, dengan siapapun itu. Maka laki-laki itu wajib untuk tetap berpegang teguh pada sebuah kejujuran, agama, dan mengerti apa yang benar dan salah. Serta tak pernah lupa dengan Allah SWT.

Pantun nasehat untuk anak-anak

  • Usah manjadi rajo kalah
  • Nan bajalan manukau-nakua
  • Mangecek tatagun-tagun
  • Hilang banso punah martabat

Maknanya : untuk setiap anak harus bisa tetap menjaga dan melestarikan budayanya sendiri. Tanpa harus mengubah dan menggantikan budaya aslinya. Namun mereka harus tetap bisa terbuka dan menerima budaya dari luar.

Pantun nasehat untuk wanita

  • Lambak nan pado itu, sopan santun tak babateh
  • Baso jo basi tak bahinggo
  • Bia jo laki awak bana
  • Janlah ilang baso basi

Maknanya : untuk wanita yang telah menjadi istri tetap harus memiliki sopan dan satun pada suaminya sendiri. Tidak perlu untuk menghilangkan persoalan basi-basi dengan suami. Asalkan hal itu masih dalam lingkup kewajaran.

Baca Juga: Pantun Jawa 


 2. Pantun Sindiran

Pantun Sindiran

Pantun minang yang satu ini lebih mengarahkan pada isi yang berupa sindiran halus bagi pembaca. Biasanya pantun sindiran ini memiliki arti tersirat yang memungkinkan untuk mengubah perilaku seseorang agar lebih baik.

  • Anak-anak kato manggaudah
  • Sabab manaruik sakandak hati
  • Kabuik tarang hujanlah taduah
  • Nan hilang patuik dicari

Maknanya: Di era sekarang ini keadaan telah membaik dan pulih kembali. Untuk itu bagi semua orang hendaklah memperbaiki kehidupannya. Tak hanya itu saja,  namun semua orang juga harus mulai menata kesempurnaan kehidupannya masing-masing.

  • Anjalai pamaga koto
  • Tumbuah sarumpun jo ligundi
  • Kalau pandai bakato-kato
  • Umpamo santan jo tangguli

Maknanya : Ketika seseorang dapat menyampaikan sebuah pesan dengan baik. Maka banyak orang yang mendengarnya akan merasa nyaman dan memiliki daya tarik tersendiri. Begitu juga sebaliknya.


 3. Pantun Jenaka

Pantun Jenaka

Pantun jenaka lebih memiliki artian yang lucu. Bagaimana tidak, seluruh kata-kata yang terlontarkan seolah hanya untuk lelucon saja. Namun, dibalik kelucuan itu sendiri juga terkadang tersimpan makna yang menyindir dan nasehat untuk orang lain.

  • Ke ladang di pagi hari
  • Paluah kalua kaniang mangkliek
  • Sabana kreatif anak mudo kini
  • Bapoto saratuih, nan diambiak ciek

Maknanya : Ada seorang anak muda yang rela berpanas-panasan hingga keringatnya bercucuran di kening ke lading. Namun anak muda itu hanya berfoto-foto ria dengan kreatif. Sebab fotonya ada ratusan dan yang diambil hanyalah satu saja.

  • Pasaman Timur si koto cengkeh
  • Lubuak sikapang si Koto Madya
  • Dima hati indak ka cameh
  • Gincu adiak sabana maha

Maknanya : Seorang kakak yang tengah mengkhawatirkan adiknya. Bukan sebab bahaya ataupun sebab celaka. Namun malah khawatir dengan harga makeup adiknya yang diketahui sangat mahal.


4. Pantun Cinta

Pantun Cinta

Jenis pantun minang selanjutnya adalah pantun cinta. Pantun ini tersirat sebuah makna percintaan yang romantis. Pantun sejenis ini sangat cocok untuk muda-mudi yang tengah terbelenggu api cinta. Istilah kekinian jaman sekarang ialah bucin.

  • Duo tiga toko di Padang
  • Sabuah sajo toko basi
  • Duo tigo bungo nan kambang
  • Sabuah saja nan di hati

Maknanya : Ada seorang pujangga yang tengah merasakan indahnya jatuh cinta. Meskipun banyak wanita lain, tapi dia tetap mencintai satu wanita saja. Ia juga tak berniat untuk berpindah ke lain hati.

  • Ang parik putuih kalapau randah
  • Mambao balam dalam sarangnyo
  • Kasieh putuih sayang tak sudah
  • Lauik nan dalam nan di hadangnyo

Maknanya : Seseorang yang sedang jatuh cinta tak merasa sayangnya hilang meskipun kasihnya tengah putus. Bahkan dia rela untuk menghadang laut terdalam untuk bisa membuktikan kekuatan cintanya.

Baca Juga: Pantun Sumpah Pemuda


5. Pantun Pernikahan

Pantun Pernikahan

Pantun pernikahan biasanya berisi tentang kata-kata perpisahan yang ditunjukkan oleh orang tua kepada anaknya. Dimana pantun ini juga terkandung sebuah petuah harapan agar sang anak selalu bahagia bersama pasangannya.

  • Belalang jonjang lah tabang
  • Antah batali antah tidak
  • Nak kanduang buyuang lah turun dari janjang
  • Antah kumbali antah indak

Maknanya : Orang tua yang melepas anaknya untuk menikah. Sehingga mereka merasa sangat sedih untuk melepas anaknya yang sudah menikah itu. Namun, orang tuanya juga memiliki harapan agar tidak melupakan keluarganya sendiri setelah menikah.

  • Batang kapeh sikuji di batang kapeh
  • Tampek barana inyo ikan
  • Mande malapeh mujue mandeh
  • Bak ayam pulang ke pautan

Maknanya : Kesedihan orang tua untuk melepas kepergian anak laki-lakinya yang sudah menikah. Sebab, pria yang sudah menikah akan meninggalkan keluarganya dan hidup bersama istrinya. Tak hanya itu Kehidupan pria juga akan berubah jika sudah menikah.

Nah, itulah beberapa jenis pantun minang beserta maknanya yang banyak dicari sehingga dapat dijadikan referensi. Pada setiap pantun akan tersirat sebuah pesan tersendiri yang dapat diambil sisi baiknya sehingga sangat cocok dijadikan bahan bacaan. Pantun-pantun ini juga tak jarang dipergunakan untuk menggambarkan suasana hati seseorang.

Setiap jenis pantun terlihat sangat bermanfaat untuk pembacanya, terlebih pantun nasehat. Setiap rentetan kata yang tertulis akan mengajak pembaca untuk memahami apa arti sebuah wejangan. Untuk itu pantun ini sangat cocok untuk anak-anak milenial jaman sekarang ini.

Tak hanya pantun nasehat saja, beberapa jenis pantun minang lainnya juga tak kalah menarik jika dipelajari secara mendalam. Untuk itu jika mau belajar tentang pantun ini usahakan beserta maknanya. Tujuannya agar lebih tahu mengapa pantun itu diciptakan.

Scroll to Top