Hallo sahabat lentera, pada kesemptan kali ini pembahasan kita masih tentang bakteri ya? Yaitu mengenai cara reproduksi bakteri.
Seperti yang telah kita ketahui, bakteri merupakan salah satu makhluk hidup. Sehingga secara otomatis bakteri juga melakukan reproduksi.
Pasti sebagian dari sahabat bertanya-tanya, Bagaimana cara bakteri bereproduksi? Nah, materi ini nantinya yang akan kita kupas secara detail.
Bakteri adalah salah satu jenis makhluk hidup yang dapat berkembang biak dengan sangat baik.
Hal tersebut tercermin dari keberadaan bakteri pada semua lingkungan dengan jumlah yang sangat banyak, untuk itu bakteri dikatakan sebagai organisme kosmopit.
Cara reproduksi bakteri secara umum dibagi menjadi tiga cara, yaitu :
- Secara vegetatif
- Secara aseksual
- Secara seksual
Coba kalian perhatikan ketiga cara reproduksi bakteri di atas, pada umumnya terjadi pada makhluk hidup eukariotik multiseluler comtohnya hewan dan tumbuhan.
Namun, bakteri adalah organisme prokariotik uniseluler yang proses reproduksinya sedikit berbeda dengan yang lain.
Nah, pada kesempatan kali ini kita akan belajar bersama-sama mengenai cara reproduksi bakteri melalui ketiga cara tersebut. Penasaran? Yuk simak baik-baik sahabat!
Cara Reproduksi Bakteri Secara Vegetatif
Reproduksi bakteri secara vegetatif dibagi menjadi tiga yaitu pertumbuhan tunas (budding), fragmentasi (fragmentation), dan pembelahan biner (binary fission).
Dari ketiga cara perkembangbiakan bakteri yang disebutkan diatas, sebagian besar bakteri melakukan reproduksi dengan pembelahan biner.
Namun ketika kondisi lingkungan kurang menguntungkan, maka reproduksi bakteri akan beralih ke perkembangbiakan secara fragmentasi atau pertmbuhan tunas.
Pertumbuhan Tunas (Budding)
Pembentukan tunas adalah pembelahan yang menghasilkan dua sel dengan ukuran yang berbeda, misalnya sel yang satu ukurannya lebih besar dari sel satunya. Untuk sel yang besar dinamakan dengan sel induk dan yang kecil disebut sel anak.
Pada bakteri, pertumbuhan tunas dimulai dari berkembang dan tumbuhnya tonjolan kecil pada salah satu ujung sel.
Tunas ini nantinya akan mereplikasi genom, tumbuh besar dan menjadi sel anakan. Namun ketika ukuran tunas hampir sama dengan ukuran tunas induknya, maka tunas akan memisahkan diri dari sel induk untuk menjadi bakteri baru.
Fragmentasi (Fragmentation)
Ketika kondisi tidak menguntungkan, maka reproduksi bakteri akan melaluo metode fragmentasi.
Fragmentasi adalah salah satu cara perkembangbiakan bakteri dengan munculnya bakteri bari dari bagian tubuh (fragmen) induk bakteri.
Bakteri induk akan melakukan pemutusan selnya dengan sederhana, lalu bagian bakteri yang terputus nantinya akan menjadi bakteri baru yang berkembang sampai dewasa.
Pembelahan Biner (Binary Fission)
Dalam reproduksi bakteri, pembelahan biner adalah cara yang paling umum dilakukan. Walau demikian, pembelahan biner sudah sewajarnya terjadi ketika kondisi lingkungan bakteri sedang menguntungkan bakteri.
Sel bakteri akan menjadi dua sel anak dengan bentuk dan ukuran yang sama atau identik.
Pada proses pembelahan biner, akan terbentuk dinding pembatas sebagai pemisah kromosom pada 2 sel anak. Setelah terpisah, sel anak akan tumbuh dalam waktu 20-30 menit. Begitu seterusnya untuk mengulangi proses pembelahan biner agar menghasilkan bakteri baru.
Contoh pembelahan biner adalah proses reproduksi pada bakteri Esterichia coli. Ketika bakteri Esterichia coli berada pada suatu kondisi suhu yang tepat dan tersedia nutrisi.
Maka dalam waktu 7 jam, satu bakteri Esterichia coli akan mampu menghasilkan lebih dari dua juta bakteri.
Setelah dua juta bakteri terbentuk, satu jam kemudian jumlah bakteri baru akan meningkat menjadi 17 juta. Itulah salah satu alasan mengapa kita akan cepat sakit ketika bakteri patogen menyerang tubuh kita.
Reproduksi Bakteri Secara Aseksual
Perkembangbiakan bakteri secara aseksual terjadi melalui pembentukan endospora. Endospora adalah spora yang terbentuk di dalam sel bakteri.
Pembentukan endospora akan dilakukan bakteri hanya ketika kondisi lingkungan buruk atau ketika bakteri berada pada lingkungan ekstrim seperti suhu tinggi.
Pembentukan endospora juga dilakukan apabila nutrisi lingkungan bakteri langka sedangkan populasi bakteri sangat padat.
Dalam kondisi lingkungan yang buruk, bakteri akan mereplikasi DNA dan membentuk pembungku (coat) yang kuat dan tahan terhadap radiasi sinar ultraviolet, kekeringan, panas dan tahan terhadap bahan kimiawi seperti desinfektan.
Jika kondisi lingkungan sudah membaik, endospora akan lepas dari sel induk dan membentuk bakteri baru. Ketika dalam kondisi seperti ini, sel induk akan mati. Contoh bakteri yang membentuk spora adalah bakteri Bacillus dan bakteri Clostridium.
Reproduksi Bakteri Secara Seksual
Sebenarnya, bakteri tidak melakukan perkembangbiakan seksual, seperti yang terjadi pada makhluk eukariotik. Hal tersebut terjadi, karena pada bakteri tidak tejadi penyatuan sel kelamin.
Akan tetapi, pada bakteri terjadi pemindahan materi genetik dari sel satu menuju ke sel yang lain sama halnya dengan yang terjadi pada reproduksi secara seksual sel eukariotik. Oleh karena itu, perkembangbiakan bakteri dengan cara ini disebut dengan perkembangbiakan paraseksual.
Pada reproduksi secara paraseksual, sel yang memberi bahan genetik disebut sel donor sedangkan sel yang menerima bahan genetik disebut dengan sel resipien.
Penggabungan antara dua jenis bahan genetik disebut dengan rekombinasi. Nah, rekombinasi bahan genetik bakteri terjadi melalui tiga cara yaitu transformasi, konjugasu dan transduksi.
Transformasi
Proses transformasi dalam reproduksi suatu bakteri pertama kali ditemukan pada tahun 1928, oleh seorang yang bernama Frederick Griffith.
Transformasi adalah pemindahan materi genetik dari satu sel ke sel lain tanpa melalui kontak secara langsung.
Dalam keadaan tertentu contohya dengan pemberian kalsium klorida atau CaCl2, bakteri dapat mengambil potongan DNA dari luar sel secara langsung.
Pemindahan materi genetik tersebut juga dapat melalui perantara plasmid. Jika plasmid satu bakteri masuk ke dalam bakteri lain, maka akan terjadi rekombinasi.
Contoh bakteri yang dapat melakukan reproduksi secara transformasi alami adalah bakteri streptococcus, bakteri Bacillus, bakteri Haemophilus, dan bakteri Neisseria.
Konjugasi
Proses konjugasi pertama kali ditemukan oleh Lederberg dan Tatum pada tahun 1946.
Konjugasi adalah pemindahan materi genetik dari sel donor menuju sel resipien secara langsung melalui saluran konjugasi . Sehingga kedua sel saling berhubungan dan terjadi kontak langsung.
Melalui saluran konjugasi ini, materi genetik sel donor pindah ke sel resipien dan terjadilah rekombinasi genetik.
Kalian masih ingat kan dengan salah satu struktur bakteri ? Pada bagian permukaan sel ada suatu organel yang dinamakan pili. Nah, pili inilah yang digunakan sebagai saluran konjugasi dalam perkembangbiakan bakteri yang disebut dengan pili seks.
Proses onjugasi hanya akan ditemukan dalam bakteri gram negatif contohnya bakteri Escherichia, bakteriPseudomonas aeruginea, bakteri Salmonella dan bakteri Shigella.
Transduksi
Proses transduksi dalam reproduksi bakteri pertama kali dikemukakan oleh Zinder dan Lederberg pada tahun 1952.
Transduksi adalah pemindahan materi genetik melalui perantara virus yang memakan bakteri atau disebut bakteriofag (Bacteriophage).
Coba kalian ingat lagi proses replikasi virus dengan daur litik dan daur lisogenik!
Ketika terjadi sintesis partikel virus, sebagian kecil dari DNA sel inang (bakteri) dapat bergabung dengan materi genetik virus.
Ketika virus ini menginfeksi sel bakteri lain, maka DNA bakteri yang terbawa virus akan bergabung dengan DNA sel inang dan menyebabkan terjadinya rekombinasi.
Demikian artikel tentang cara reproduksi bakteri yang melalui tiga cara yaitu reproduksi bakteri secara vegetatif (pembentukan tunas, fragmentasi, dan pembelahan biner), cara reproduksi secara aseksual (pembentukan endospora) dan secara aseksual (transformasi, konjugasi, dan tranduksi).
Terimakasih sudah berkunjung ke website kami, semoga bisa menambah wawasan dan semoga bermanfaat.