Pantun Penutup Ceramah

Pantun Penutup Ceramah – sudah selayaknya seorang penceramah mampu menghadirkan suatu hal yang berbeda di tengah-tengah nasihatnya. Upaya ini dilakukan agar audience tidak merasa bosan terhadap serangkaian petuah-petuahnya. Salah satu kiat tersebut bisa dilakukan dengan menyelipkan pantun penutup ceramah. Apalagi kehadirannya memang sudah terkenal sebagai serangkaian kata-kata yang mampu dijadikan intermezzo menarik.

Selain itu, pantun yang dalam mapel Bahasa Indonesia dikenal sebagai bentuk puisi lama, faktanya saat ini banyak dijadikan bahan penyampaian pesan. Melalui pengolahan kata sederhana kini siapa saja bisa membuatnya untuk dijadikan sarana hiburan maupun petuah-petuah kehidupan.


Mengetahui Arti Pantun Penutup Ceramah

Mengetahui Arti Pantun Penutup Ceramah

Salah satu karya prosa berstruktur sampiran dan isi atau biasa disebut dengan pantun, kini mulai banyak digandrungi masyarakat. Kehadirannya begitu sering diucapkan oleh kalangan tokoh artis dalam acara hiburan, maupun para da’i saat mengakhiri tausiyahnya.

Pantun penutup ceramah juga sering kali diartikan sebagai salah satu bentuk karya prosa berisikan serangkaian kata-kata yang disengaja disusun oleh pembuatnya. Tujuannya tidak lain adalah untuk memberikan nasihat di akhir tausiyah agar mendapatkan kesan tersendiri dari audience.

Pantun bahkan tergolong dalam salah satu karya prosa yang sangat mudah dibuat sendiri. Namun kendati demikian, faktanya para da’i masih saja merasa kesulitan menyelipkan pantun di akhir ceramahnya sehingga kajiannya kurang diminati masyarakat.


Beberapa Contoh Penutup Ceramah Berdasarkan Golongannya

Tanpa banyak basa-basi lagi, berikut ini tersedia berbagai macam contoh pantun penutup ceramah yang bisa dijadikan referensi maupun kutipan saat bersyiar. Apalagi di bulan Ramadhan seperti sekarang ini, simak baik-baik:


1. Pantun Penutup Ceramah yang Lucu

Pantun Penutup Ceramah Yang Lucu

Saat ini penyampaian materi ceramah yang lucu cenderung banyak diminati oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena dianggap bisa dijadikan selingan, sehingga tidak terlalu membosankan. Maka oleh sebab itu, hendaknya sajikan pantun penutupnya yang lucu juga, berikut ini beberapa contohnya:

  • Ada ayam lari dengan kencang
  • Dikejar induk ketakutan
  • Cukup sekian ayo sholawatan
  • Jumpa lagi semua yang tersayang

 

  • Cinta dunia membuat buta
  • Lebih buta lagi melihat dia bersamanya
  • Cukup sekian ayo berdoa
  • Agar kelak berjumpa di SurgaNya

 

  • Ada suka ada duka
  • Paling enak makan makan pepaya
  • Apabila semua nyaman dan suka
  • Lain kali jangan lupa undang Saya

 

  • Sore-Sore mandi di kali
  • Ada itik habislah sudah
  • Cukup sekian ceramah kali ini
  • Semoga manfaat dan membawa berkah

 

  • Adik manis namanya Ani
  • Sayang sekali sedang sakit gigi
  • Sudah dulu tausiyah sampai di sini
  • Kalau suka silahkan datang lagi

 

  • Ada Beni ada Agus
  • Keduanya janjian main layangan
  • Sebelum pergi mari berdoa dengan tulus
  • Agar kehidupan mendapat kenikmatan

Baca Juga: Pantun Semangat


2. Pantun Penutup Ceramah yang Bijak

Pantun Penutup Ceramah Yang Bijak

Kesan terakhir yang disampaikan ketika menutup suatu ceramah sebaiknya mengandung uraian kata yang mampu menyentuh hati pendengarnya. Salah satunya yakni dengan menyelipkan pantun bijak sebagaimana berikut:

  • Mawar cantik ada di pekarangan
  • Semerbak mewangi menghapus gusar
  • Maafkan atas segala kekurangan
  • Kritik saran silahkan asal jangan kasar-kasar

 

  • Jika ada mata air di ladang
  • Segarnya bisa untuk mandi
  • Jika Tuhan memberkahi umur panjang
  • Izinkan diri ini berceramah lagi

 

  • Tubuh gendut kelebihan lemak
  • Cegah tubuh agar tidak melipat-lipat
  • Alhamdulillah sekalian sudah mau menyimak
  • Semoga tausiyah ini mengandung banyak manfaat

 

  • Jika suka minum jamu
  • Niscaya kesehatan nangkring di badan
  • Sekalipun merasa banyak ilmu
  • Tetap setia untuk diamalkan

 

  • Mawar putih kelopaknya bersih
  • Tumbuh merekah menentramkan hari
  • Sudah cukup dan terima kasih
  • Assalamualaikum, mohon undur diri
  • Orang tua harus dihormati
  • Jangan sesejali menjadi anak durhaka
  • Mohon maaf ceramah ini harus diakhiri
  • Mari angkat tangan berdoa bersama

3. Pantun Penutup Ceramah Khusus Kalangan Muda

Pantun Penutup Ceramah Khusus Kalangan Muda

Jika menyampaikan ceramah di kalangan muda-mudi tentu saja sebaiknya hadirkan materi yang ringan dan tidak terlalu resmi. Strategi ini perlu dilakukan agar tetap menjaga tingkat kenikmatan nya saat mendengarkan. Tidak hanya itu, jangan segan-segan menyisipkan pantun saat menutup ceramahnya, berikut ini beberapa contohnya:

  • Ada santriwan nyincing sarung
  • Rupanya berjalan ke arah masjid
  • Pulang ngaji jangan langsung ke warung
  • Ayo sholawat dan bertauhid

 

  • Luasnya laut tak cukup menampung rindu
  • Apalagi rindunya berjajar tak berbatas
  • Apabila ada salah sesungguhnya bukan dari dalam kalbu
  • Sesungguhnya hanya sebatas hiburan tawa lepas

 

  • Mencintai boleh saja
  • Apalagi cinta Nabi
  • Sudah cukup sampai sini saja
  • Insya Allah lain waktu bertemu lagi

 

  • Sebentar lagi musim nikahan
  • Berbahagialah yang akan menikah
  • Terima kasih dan cukup sekian
  • Wassalamualaikum, selesailah sudah

 

  • Tiba-tiba teringat syahdu malam pertama di masa silam
  • Rasanya gemetar tak kira-kira
  • Assalamualaikum terucap sebagai salam
  • Ayo sholawat bersama-sama

4. Pantun Penutup Ceramah yang Baik

Pantun Penutup Ceramah Yang Baik

Pada dasarnya boleh saja menutup ceramah menggunakan karya prosa seperti pantun, akan tetapi dengan syarat haruslah menjaga etika. Jangan sampai hanya mengedepankan keunikan namun mengabaikan attitude. Sebagai referensi berikut ini tersedia beberapa contoh pantun penutup ceramah yang baik:

  • Apabila ada ranting patah
  • Kambium pohon jangan dilekatkan
  • Jika ada kata-kata salah
  • Wassalamualaikum, ayo saling memaafkan

 

  • Gadis cantik pergi ke sawah
  • Pulang-pulang tersenyum manis nian
  • Semua ucapan pasti mengandung salah
  • Baik-Baik jika dimaafkan

 

  • Ada burung makan ikan
  • Mati tertembak masuk peti
  • Ada kurang lebihnya, mohon dimaafkan
  • Agar senantiasa rahmat Allah memberkati

 

  • Al Qur’an tertulis dalam mushaf
  • begitupun cinta padaNya harus dilekatkan di hati
  • Namanya manusia pasti tak luput dari khilaf
  • Sebelum undur diri mari memaafkan dan saling mengerti

 

  • Daun pepaya daun kemiri
  • Di masak penuh rasa kecintaan
  • Ceramah singkat ini harus diakhiri
  • Nanti pulang mari maaf-memaafkan

 

  • Rindu terpendam gelisahnya beruntun
  • Bagai sufi merintih susah
  • Maklumi saja jika tak bisa merangkai pantun
  • Asalkan tetap bisa berceramah

 

  • Mulai sesuatu jangan lupa Bismillah
  • Jika selesai ucap Alhamdulillah
  • Semoga ceramah kali ini membawa berkah
  • Agar nanti menjadi penerangan di alam Barzah

Baca Juga: Pantun Sindiran


5. Pantun Penutup Ceramah Bernuansa Islami

Pantun Penutup Ceramah Bernuansa Islami

Selain menutup ceramah dengan pantun yang baik, seorang da’i juga bisa menyajikan sajian pantun bernuansa islami di akhir kata. Hal ini bahkan bisa menjadikan syiar lebih padat nuansa keislamannya. Apabila masih bingung, berikut ini beberapa contohnya:

  • Jika punya wajah ayu jangan dulu berbangga
  • Banyak harta juga juga tidak berarti
  • Tak terasa waktu berakhir telah tiba
  • Sebelum pulang baiknya berdoa bersama

 

  • Sebagai gadis haruslah terhormat
  • Agar tak disiksa saat kiamat
  • Mari akhiri majlis ini dengan memohon rahmat
  • Agar nanti pulang dengan selamat

 

  • Seorang muslim haruslah santun saat bicara
  • Apalagi berpantun sebisa mungkin menyentuh hati
  • Pabila ceramah ini terdapat salah kata
  • Mohon dimaafkan dengan setulus hati

 

  • Setiap tahun manusia bertambah usia
  • Saat mati hanya tinggal tilas
  • Mari akhiri dengan doa
  • Assalamualaikum cukup sekian, ayo dijawab dengan hati ikhlas

 

  • Saat mati hanya nama tertera di batu nisan
  • Oleh karenanya sholat harus penuh kekhidmatan
  • Assalamualaikum terucapkan
  • Semoga ceramah kali ini membawa keberkahan

Serangkaian pantun di atas bisa dijadikan referensi ketika usai menyampaikan ceramah. Tentunya disesuaikan berdasarkan situasi, kondisi maupun tipe pendengar agar tidak rimpang. Usahakan agar membawakannya dengan penuh semangat.

Tidak hanya itu, keuntungan yang bahkan bisa didapatkan apabila menutup ceramah menggunakan pantun adalah menjadikan audience semakin tertarik. Sehingga tentu saja di kemudian hari akan diundang lagi, serta mampu meninggalkan kesan tersendiri nantinya.

Pantun penutup ceramah diharapkan mampu menjadi suatu masukan baru bagi para da’i yang mungkin masih baru menjajaki dunia syiar agama. Apalagi saat ini dakwah sudah dilakukan dengan berbagai strategi milenial. Semoga membawa manfaat.

Scroll to Top