Pengertian Etika

Pengertian Etika – Banyak orang yang sering menggunakan kata etika. Namun, mereka tidak tahu apa pengertian etika. Karena ketidaktahuan tersebut, tidak jarang yang akhirnya menyamakan antara etika dan hukum.

Sebelum lebih jauh membahas mengenai definisi etika, harus digarisbawahi dulu etika itu beda dengan hukum. Memang ada sisi yang membuatnya keduanya sama. Akan tetapi, salah besar jika Anda menganggap etika itu hukum.


Etika Beda Dengan Hukum

Etika Beda Dengan Hukum

Jika Anda tahu pengertian etika, sebenarnya Anda langsung tahu apa yang menjadi pembeda antara etika dan hukum. Akan tetapi, terkadang lebih mudah untuk memahami satu hal jika dibandingkan dengan hal yang lain.

Untuk itu, ada baiknya Anda ketahui dulu apa itu hukum. Dilihat dari pengertiannya, hukum merupakan aturan yang disepakati oleh kelompok atau komunitas tertentu. Jika aturan tersebut dilanggar, maka ada sanksi yang diberikan.

Karena sifatnya mengingat, maka ada badan yang ditugaskan untuk memastikan tegaknya hukum. Jika ini dikaitkan dengan negara, maka ada yang disebut dengan polisi dan juga pengadilan (hakim).

Bagaimana dengan etika? Etika ini juga semacam aturan namun biasanya tidak tertulis. Contohnya saja etika bersosialisasi dengan orang lain di sebuah komunitas. Tentu saja tidak ada etika yang tertulis.

Selain itu, tidak ada juga sanksi jika melanggar etika. Hanya saja, orang yang bertindak tidak sesuai dengan etika sebuah komunitas, biasanya orang tersebut akan diberi label tersendiri dari komunitas.

Sudah jelas kan bedanya etika dengan hukum?

Baca Juga: Pengertian Media Pembelajaran Adalah


Pengertian Etika dari Segi Bahasa

Pengertian Etika Dari Segi Bahasa

Jika Anda ingin lebih dalam lagi mempelajari tentang etika, Anda harus tahu pengertian etika. Ini berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang artinya kebiasaan. Jadi, etika ini kebiasaan yang dilakukan oleh sebuah komunitas tanpa adanya kesengajaan.

Seperti contoh. Orang Indonesia biasanya berkenalan dengan cara menanyakan nama orang yang mau diajak kenalan. Beda dengan orang Barat. Di sana, orang akan mengatakan namanya terlebih dahulu ketika ingin berkenalan.

Lebh jauh lagi, etika ini juga terkait dengan kesopanan. Jadi, kebiasaan yang dilakukan di sebuah komunitas itu bertujuan untuk menunjukkan kesopanan. Ini senada dengan pengertian etika yang dijelaskan oleh Dr. James J. Spillane SJ. Ia mengatakan etika itu sebuah tingkah laku manusia yang berkaitan dengan moral. Tujuannya untuk menentukan apakah seseorang melakukan tindakan yang benar atau salah. Dan ini ditentukan oleh komunitas tertentu.

Dari definisi tersebut, bisa satu komunitas dengan komunitas lainnya memiliki etika yang berbeda. Contohnya saja, mencium pipi kanan dan kiri antara laki-laki dan perempuan yang bukan keluarga itu biasa untuk orang barat. Beda dengan kebudayaan orang timur seperti yang ada di Indonesia.

Jadi, tidak ada standar etika benar atau salah kecuali itu ditentukan oleh komunitas itu sendiri.

Baca Juga: Pengertian Konsep Adalah


Macam-Macam Etika Yang Ada Di MasyarakatMacam Macam Etika Yang Ada Di Masyarakat

Setelah Anda tahu pengertian etika, sekarang Anda juga perlu memahami macam-macam etika. Setidaknya para ahli membagi etika menjadi 3 macam.

Etika Filosofis

Ini merupakan etika yang muncul dari kesadaran berpikir. Etika ini menjadi buah dari aktivitas filsafat atau berpikir kritis.

 

Ada etika yang dianut dan diterapkan di dalam komunitas di mana etika tersebut didapatkan dari pikiran. Bisa dikatakan sumber etika itu berasal dari pemikiran suatu masyarakat.

 

Etika Teologis

Jika etika filosofis berasal dari pikiran, etika teologis berasal dari agama. Ada suatu masyarakat atau komunitas yang memiliki etika di mana etika tersebut bersumber dari agama yang mereka anut.

Baca Juga: Pengertian Konflik Adalah

Relasi Antara Etika Filosofis Dan Etika Teologis

Di sisi lain, ada juga etika yang bersumber dari dua hal, yaitu filosofis dan teologis. Hal ini mungkin saja terjadi. Karena pada perkembangannya, ada masyarakat yang merasa perlunya merevisi etika filosofis dengan menggunakan teologi atau agama. Ini yang kemudian disebut dengan revisionisme.

 

Di sisi lain, ada juga masyarakat yang menggabungkan antara etika filosofis dengan etika teologis. Dalam hal ini, etika filosofis ditempatkan di tataran yang lebih rendah. Sementara itu, etika teologis berada di level yang lebih tinggi.

Terlepas dari berbagai macam etika tersebut di atas, ada satu kesamaan. Etika ini menjadi nilai luhur yang disepakati oleh komunitas tertentu. Tanpa harus ditulis seperti halnya hukum, etika membuat orang di sebuah komunitas harus tunduk. Jika tidak, maka orang tersebut dianggap kurang baik atau bahkan jahat.

Memang hukum memberikan sanksi bagi orang yang melanggar. Akan tetapi, sanksi itu sifatnya sementara. Lain hal dengan etika. Jika seseorang bertindak tidak sesuai dengan etika, maka ada sanksi yang sifatnya tak tertulis dan tidak kentara yang akan selalu melekat selamanya.

Dengan memahami pengertian etika, semoga Anda bisa menjadi orang yang baik di komunitas Anda. Jangan hanya menganggap baik dan benar berdasarkan hukum. Akan lebih mulia jika Anda memahami keduanya berdasarkan etika masyarakat setempat.

Scroll to Top